Interaksi sosial tidak akan lepas dari komunikasi. Ia menjadi sesuatu yang tidak terelakan agar satu sama lain bisa saling memahami. Namun jalinan interaksi ini tidak serta merta berjalan begitu saja, melainkan harus berjalan dengan baik dan memperhatikan sebuah etika-etika yang ada sebagai upaya untuk menciptakan sebuah hubungan yang harmonis antar sesama. Maka, dalam setiap pergaulan sehari-hari penting adanya kehati-hatian dan mempertimbangkan baik buruknya.
Dalam etika komunikasi, ada kata kunci yang menggambarkan perihal etika komunikasi tentang yang baik, yakni qaulan ma’rufa. Ayat yang meyinggung tentang ini termaktub dalam surat QS. An-Nissa ayat 5 yang artinya, “…Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”
Qaulan ma’rufa adalah perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, tidak menggunakan sindiran (tidak kasar) dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan ma’rufa juga bisa dimaknai pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan-kebaikan (maslahat).
Adapun contoh-contoh Qualan ma’ruf didalam kehidupan sehari-hari seperti (1) tidak body shaming kepada sesama manusia karena itu perkataan yang tidak baik. Kita sudah menjelekkan fisik seseorang; (2) tidak melampaui batas dalam bercanda. Banyak sekali kita jumpai seseorang yang niatnya mungkin ingin membuat sebuah lelucon, namun ia tidak melihat seseorang yang dia leluconkan tersebut merasakan berlebihan sehingga menjadi tersinggung; (3) dan dengan menjaga perkataan tidak berkata kotor kepada sesama manuisa.
Etika pergaulan, di dalam al-Qur’an telah memperingatkan kita untuk bertindak dengan perbuatan yang mulia. Misalnya dalam hal memanggil orang. Allah SWT berfirman QS. Al-Hujurat ayat 11, yang artinya, “…dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.”
Maksud dari ayat tersebut yaitu jangan kita memanggil seseorang dengan perkata yang buruk-buruk, penggalan dari ayat ini Al-Qur’an Surat Al-Hujurat tersebut telah mewanti-wanti tindakan dari seseorang dalam bergaul. Hal ini tentunya merupakan tuntunan Islam untuk selalu menciptakan relasi yang indah tanpa adanya menjelekkan atau berkata buruk kepada orang lain.
Berbicara tentang ini, nilai-nilai akhlak yang tercermin dalam sebuah etika pergaulan amat sangat penting digaungkan dalam kehidupan sehari-hari. Perlu pembiasaan agar pergaluan terjalin dengan baik. Bagi orang tua, mungkin bisa sesekali menyimak pembicaraan anak-anaknya, apakah telah menggunakan kata-kata yang baik ataukah tidak? Bisa juga dengan memeriksa cara berkomunikasinya melalui media sosial.
Perkataan yang baik itu semestinya tercerminkan dalam kalimat ucapan langsung, kalimat tulis ataupun bisa bahasa tubuh. Sebab semua itu merupakan pola komunikasi. Misalnya, seorang anak dilarang berkata “huh”, “ah”, “uh”, dan kata serupa lainnya kepada orang tua. Sebab hal itu termasuk perkataan yang tidak baik. Apalagi bila diiringi bahasa tubuh yang kurang elok pula. Seperti langsung memalingkan muka.
Maka dari itu, perlu ada pembiasaan dari sejak dini agar tutur kata dan prilaku dalam berkomunikasi memperlihatkan pola komunikasi yang baik. Mulai dari anak-anak diajarkan, remaja mulai pembiasaan, dan ketika dewasa pun perlu instrospeksi diri juga agar kita senantiasa bisa mengejawantahkan prinsip qaulan ma’rufa. []
*Putri Nur Sakinah
Mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau