
KUTIPAN – Insiden tragis menimpa tim penyelamat saat kapal RIB 04 Pandudewanata milik Basarnas Ternate meledak di perairan Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, pada Minggu (2/2). Ledakan tersebut terjadi saat operasi pencarian nelayan yang hilang, mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, lima terluka, satu orang hilang, dan dua selamat.
Dalam tragedi ini, tiga korban yang dinyatakan meninggal dunia adalah:
- Bharatu Mardi Hadji (anggota Polairud Polda Malut)
- Fadli M Malagapi (personel Basarnas)
- M Rizki Esa (personel Basarnas)
Sementara itu, satu korban yang masih dinyatakan hilang adalah seorang jurnalis yang ikut dalam operasi penyelamatan. Tim gabungan masih terus berupaya melakukan pencarian.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, menyampaikan rasa duka cita mendalam atas gugurnya para personel yang tengah menjalankan tugas kemanusiaan.
“Atas kejadian ini, kami Polri turut berempati dan berduka dalam peristiwa tersebut. Semoga almarhum mendapat tempat yang layak di sisi-Nya,” ujar Brigjen Trunoyudo dalam keterangan tertulis, Senin (3/2).
Ia juga menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi pengingat akan risiko besar yang dihadapi para petugas dalam menjalankan misi penyelamatan.
“Polri memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada anggota yang gugur. Mereka telah menjalankan tugas melebihi panggilan pokok dalam misi kemanusiaan,” tambahnya.
Insiden ini bermula ketika Basarnas Ternate menerima laporan adanya kapal nelayan yang mengalami mati mesin di perairan Kota Tidore Kepulauan pada pukul 20.15 WIT. Setelah mendapat laporan, Basarnas segera berkoordinasi dengan Ditpolairud Polda Malut untuk menggelar operasi penyelamatan.
Tim penyelamat yang berangkat pada pukul 20.31 WIT dari Pelabuhan Ahmad Yani, Ternate, terdiri dari:
7 personel Basarnas
3 personel Ditpolairud Polda Malut
1 jurnalis yang ikut meliput operasi penyelamatan
Namun, pada pukul 23.00 WIT, Basarnas Ternate menerima informasi bahwa kapal RIB 04 mengalami ledakan di tengah laut. Ledakan ini menyebabkan tiga korban meninggal dunia, lima orang luka-luka, dan satu orang hilang.
Saat ini, pihak berwenang masih terus menyelidiki penyebab ledakan yang menimpa kapal penyelamat tersebut. Tim gabungan dari Basarnas, Polri, dan TNI terus melakukan pencarian terhadap jurnalis yang hilang.
“Hingga kini, tim gabungan masih berupaya mencari korban hilang dan menyelidiki penyebab pasti ledakan,” ujar Brigjen Trunoyudo.
Tragedi ini menjadi pengingat betapa besar risiko yang dihadapi para petugas dalam menjalankan tugas penyelamatan. Penghormatan setinggi-tingginya diberikan kepada mereka yang gugur dalam tugas.