KUTIPAN – Kenakalan remaja adalah masalah yang umum yang terjadi di berbagai wilayah. Remaja dalam fase perkembangan mereka yang penuh tantangan, seringkali mencoba berbagai perilaku yang di luar batas.
Kenakalan remaja dapat mencakup berbagai tindakan, mulai dari pelanggaran hukum hingga perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba, pergaulan bebas, dan tawuran.
Meskipun tampak sepele pada awalnya, kenakalan remaja dapat memiliki dampak yang serius pada masa depan individu tersebut.
Di Kabupaten Natuna sendiri, kenakalan remaja meliputi kasus seperti pencurian, pergaulan seks bebas, balap liar, hingga perilaku vandalisme terus mengalami peningkatan.
Hal ini ditegaskan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol -PP) Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri Irlizar kepada kutipan.co saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu, (27/09/2024).
Menurut Irlizar, penyebab utama terjadinya kenakalan remaja disebabkan oleh beberapa faktor, diantarnya minimnya pengawasan dari para orang tua, pengaruh lingkungan, paparan media sosial, krisis identitas, hingga emosi.
“Banyak remaja yang merasa kurang perhatian dan pengawasan dari orang tua. Kebutuhan akan dukungan emosional dan bimbingan sering kali tidak terpenuhi, sehingga remaja mencari pelarian melalui perilaku negatif,” jelasnya.
Irlizar menambahkan, lingkungan yang buruk juga dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku anak-anak, serta lingkungan sekolah yang kurang kondusif juga berperan dalam meningkatkan risiko kenakalan remaja.
“Selain itu, media sosial dan internet sering kali menjadi alat bagi remaja untuk meniru tindakan-tindakan yang tidak sesuai. Akses bebas terhadap konten kekerasan, pornografi dan pergaulan bebas tanpa filter bisa menjadi pemicu kenakalan terhadap remaja,” terangnya.
Lebih lanjut Irlizar mengatakan, dalam menekan angka kenakalan remaja, pihaknya telah melakukan berbagai upaya diantaranya dengan menerapkan Peraturan Bupati (Perbup) jam wajib belajar malam, sosialisasi ke sekolah-sekolah, hingga melakukan patroli jam malam.
“Berbagai upaya juga telah kita lakukan seperti melaksanakan sosialisasi, penerapan jam belajar malam, dan melaksanakan patroli rutin di malam hari”, terangnya.
Peningkatan patroli ini lanjut Irlizar, sesuai dengan Perbup no 21 tahun 2014 tentang jam belajar malam. Kendati demikian, pihaknya tidak bisa berbuat banyak akan sanksi kepada para pelajar, karena telah diatur dalam Perda dan Perbub.
“Sanksi yang diberikan ya teguran,” beber Irlizar.
Irlizar mengaku, adapun lokasi yang sering menjadi tempat berkumpulnya remaja diantaranya, pusat wifi gratis, jalan Pering-Penagi, Batu Datar, Batu Kapal, Pantai Piwang, Pusat Informasi Geologi dan Gedung Kantor DPRD yang belum selesai.
Terakhir Irlizar menyimpulkan, kenakalan remaja menurutnya adalah merupakan masalah serius yang dapat memiliki dampak jangka panjang pada masa depan individu.
Dengan demikian Ia mengajak, para orang tua dapat senantiasa turut mengawasi gerak anak di luar rumah, dan memberikan ketegasan untuk menggunakan medsos secara positif.
“Oleh karena itu, penting untuk mendukung remaja dengan pendekatan yang penuh perhatian, pendidikan yang kuat, dan peluang untuk memperbaiki perilaku mereka sebelum masalah ini merusak masa depan mereka”, pungkasnya. (Zal/Adv)