
KUTIPAN – Kepulauan Natuna, bagaikan permata di Laut Natuna Utara, dengan keindahan alamnya yang memukau. Pasir putihnya yang halus, air lautnya yang jernih, dan gugusan pulau-pulau kecil yang menawan menjadikannya destinasi wisata yang diimpikan banyak orang. Namun, di balik keindahannya, terdapat ancaman yang tak henti-hentinya menggerus – abrasi pantai. Fenomena alam ini tak hanya merusak estetika, tetapi juga membahayakan infrastruktur dan kelestarian wilayah.
Abrasi di Natuna diperparah oleh beberapa faktor, seperti angin kencang, gelombang tinggi, hilangnya hutan mangrove dan terumbu karang, serta intensitas gelombang tinggi yang kerap terjadi. Hal ini menyebabkan garis pantai Natuna terus bergeser ke darat, mengancam pemukiman penduduk, infrastruktur, dan ekosistem laut.
Menyadari hal tersebut, TNI AU Lanud Raden Sadjad (Lanud RSA) Natuna, mengambil langkah berani untuk melawan abrasi dengan menanam hutan mangrove. Upaya ini tak hanya bertujuan untuk memperlambat laju abrasi, tetapi juga untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan menciptakan lingkungan yang lebih hijau.
Kerjasama dan Komitmen untuk Natuna
Dalam menjalankan program ini, TNI AU Lanud Raden Sadjad (Lanud RSA) Natuna bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dan kelompok tani mangrove Tucano Jaya. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen kuat dari berbagai pihak untuk menjaga kelestarian Natuna. Upaya itu juga didukung kuat oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
TNI AU menyediakan lahan seluas 5 hektar di pesisir pantai Mako Lanud RSA Natuna untuk ditanami mangrove. BRGM, dengan keahliannya dalam bidang restorasi mangrove, memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada kelompok tani Tucano Jaya dalam proses penanaman. Kelompok tani Tucano Jaya, yang terdiri dari masyarakat lokal, berperan aktif dalam penanaman dan perawatan mangrove.
Pada bulan Maret 2024, Lanud Raden Sadjad (Danlanud RSA) Natuna dibawah komando, Kolonel Pnb Dedy Iskandar, S.Sos., M.M.S bersama BRGM dan masyarakat melakukan penanaman lebih kurang 50.000 bibit mangrove di bibir pantai Lanud Raden Sadjad.

Menanam Masa Depan: Manfaat Hutan Mangrove
Upaya Lanud Raden Sadjad (Danlanud RSA) Natuna melakukan penanaman mangrove ini tak hanya berfungsi sebagai benteng alami melawan abrasi, lebih dari itu juga untuk ekosistem yang kompleks yang kelaknya menjadi habitat bagi berbagai biota laut dan darat, membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui pemanfaatan biota laut seperti ikan, udang, dan kepiting.
Lebih dari itu, mangrove juga berperan penting dalam membersihkan udara, menyerap polusi, dan menjaga keseimbangan iklim. Akar mangrove yang kuat membantu menahan sedimentasi tanah, sehingga mencegah erosi pantai. Daun mangrove yang rimbun menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
Langkah Nyata: Menuju Natuna yang Lestari
Penanaman mangrove di pesisir pantai Mako Lanud RSA Natuna menjadi langkah awal yang inspiratif. Dengan 50.000 bibit mangrove yang ditanam, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Program ini tak hanya memperlambat laju abrasi, tetapi juga meningkatkan keanekaragaman hayati, membuka peluang ekonomi baru, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat. Upaya TNI AU dalam melestarikan Natuna melalui penanaman mangrove patut diapresiasi dan diikuti. Upaya Lanud Raden Sadjad (Danlanud RSA) Natuna ini mendapat sambutan dan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat.
“Kita semua dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam dengan berbagai cara, seperti tidak membuang sampah ke laut, dan mendukung program pelestarian lingkungan,” kata Masyur salah satu masyarakat Natuna.
Bersama Melestarikan Natuna
Natuna adalah anugerah alam yang tak ternilai. Mari jaga bersama dengan penuh komitmen dan tanggung jawab. Upaya TNI AU dalam melestarikan Natuna melalui penanaman mangrove adalah contoh nyata bagaimana dapat bekerja sama untuk menjaga alam dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(Zal)