
KUTIPAN – Bagaimana jika di tengah malam yang mestinya sunyi, suara letupan kayu bakar berubah jadi alarm bahaya? Itulah yang terjadi di Dusun II Tebing, Desa Teluk, Kecamatan Lingga Timur, Kabupaten Lingga, Minggu malam (21/9/2025). Sekitar pukul 23.30 WIB, dapur rumah milik Salmiah (48) tiba-tiba dilalap api akibat tungku kayu bakar yang lupa dimatikan.
Meski tak menelan korban jiwa, kerugian ditaksir mencapai Rp7 juta. Esok harinya, Senin (22/9/2025), kepolisian melalui Bhabinkamtibmas Desa Teluk, Brigadir Nofri, langsung terjun ke lokasi untuk melakukan pendataan kerugian sekaligus memberikan dukungan moril kepada korban.
Musibah kebakaran di rumah Salmiah, seorang buruh tani, menjadi pengingat keras akan pentingnya kewaspadaan dalam aktivitas rumah tangga. Api yang diduga berasal dari tungku kayu bakar yang masih menyala berhasil melalap sebagian dapur hingga menyebabkan kerusakan parah. Untungnya, penghuni rumah berhasil selamat tanpa cedera.
Mengetahui insiden tersebut, Bhabinkamtibmas Desa Teluk, Brigadir Nofri, pada Senin (22/9/2025) pagi langsung mendatangi lokasi kebakaran. Kehadirannya bukan sekadar formalitas, melainkan wujud pelayanan Polri yang tanggap bencana.
“Kehadiran Bhabinkamtibmas di tengah masyarakat merupakan perwujudan peran Polri sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Kami telah melakukan pendataan awal dan akan berkoordinasi lebih lanjut guna menyalurkan bantuan kepada korban sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial Polri,” ungkap Kapolsek Daik Lingga, AKP Mayson Syafri, mewakili Kapolres Lingga, AKBP Dr. Pahala Martua Nababan.
Selain mendata kerugian dan mendokumentasikan kondisi rumah, Brigadir Nofri juga memberi semangat kepada Salmiah agar tetap tabah menghadapi cobaan. Langkah cepat ini menjadi bukti nyata peran Bhabinkamtibmas sebagai garda terdepan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan desa.
Polsek Daik Lingga pun mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati ketika menggunakan peralatan memasak tradisional. Api dari tungku kayu, yang kerap dianggap aman, bisa menjadi ancaman besar jika dibiarkan tanpa pengawasan, terutama di malam hari.
Dalam konteks sosial, kebersamaan dan kepedulian antara aparat kepolisian dan warga menjadi fondasi penting dalam menciptakan rasa aman. Kehadiran Polri di setiap musibah bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi juga wujud nyata empati dan pelayanan publik. Dengan pendataan awal yang telah dilakukan, diharapkan bantuan dapat segera tersalurkan agar korban bisa kembali menata kehidupan pascakebakaran.