
KUTIPAN – Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat berhasil mengungkap kasus pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang terjadi di dua lokasi di wilayah Kabupaten Pasaman Barat, tepatnya di Jorong Silaping, Kenagarian Batahan, Kecamatan Sungai Beremas. Operasi yang digelar pada Rabu, 12 Februari 2025, dini hari ini berhasil mengamankan delapan orang pelaku beserta berbagai peralatan yang digunakan dalam aktivitas pertambangan ilegal tersebut.
Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, mengatakan bahwa pengungkapan ini merupakan bagian dari upaya keras pihak kepolisian untuk menanggulangi aktivitas pertambangan ilegal yang merusak lingkungan dan membawa dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Kami telah mengamankan beberapa orang yang terlibat dalam kegiatan PETI ini beserta alat-alat yang digunakan dalam proses penambangan. Aktivitas ilegal ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga merusak lingkungan, seperti pencemaran sungai dan kerusakan hutan,” ungkap Kombes Pol Dwi pada Jumat (14/2).
Dalam operasi tersebut, petugas berhasil menyita sejumlah barang bukti, di antaranya dua unit alat berat merek KOBELCO SK 200 XD dan SANY SY 215, lima buah dulang kayu, serta lima lembar karpet tambang. Para pelaku kini tengah menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk mengungkap jaringan yang lebih luas di balik aktivitas ilegal ini.
Identitas para pelaku yang berhasil diamankan adalah AS (25) yang bertugas sebagai pengawas lapangan, H (52) dan JLH (32) sebagai operator alat berat, serta sejumlah pekerja lainnya dengan peran berbeda di lokasi tambang. Pelaku-pelaku ini berasal dari berbagai daerah, termasuk Pasaman Barat, Mandailing Natal, dan Sumatera Utara.
Kombes Pol Dwi juga menegaskan bahwa Polda Sumbar akan terus meningkatkan operasi dan patroli di daerah-daerah rawan PETI untuk memastikan tidak ada lagi kegiatan ilegal. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terlibat dalam aktivitas pertambangan tanpa izin, mengingat dampak hukum yang berat serta kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.
“Kami akan menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam aktivitas pertambangan ilegal. Kami juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam melaporkan kegiatan mencurigakan di sekitar mereka agar lingkungan tetap terjaga dan hukum dapat ditegakkan,” tegasnya.
Kasus ini saat ini masih dalam proses penyidikan, dan Polda Sumbar berkomitmen untuk mengusut tuntas serta menindak tegas para pelaku guna mencegah kerugian bagi masyarakat dan kerusakan ekosistem yang lebih luas.