KUTIPAN – Peringatan Hari Kartini ke-145 di Kabupaten Muara Enim menjadi momentum untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan Raden Ajeng Kartini sebagai inspirasi dan motivasi bagi semua, termasuk kaum pria, dalam menjunjung tinggi azas kesetaraan dan hak untuk berkarya dan berdaya bagi keduanya di berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, baik sosial, pendidikan, ekonomi, pemerintahan, maupun politik.
Sekretaris Daerah, Ir. Yulius, M.Si., yang mewakili Bupati Muara Enim dalam acara peringatan tersebut, menyampaikan pentingnya kesetaraan dan keadilan gender sebagai fokus utama pembangunan di Kabupaten Muara Enim.
“Peringatan Hari Kartini menjadi momentum untuk mengingat kembali semangat perjuangan Kartini dalam mewujudkan kesetaraan dan hak-hak bagi perempuan. Ini adalah inspirasi bagi kita semua, tidak terkecuali kaum pria, untuk bersama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan,” ujarnya.
Acara peringatan yang dihadiri oleh Pj. Ketua TP PKK Provinsi Sumatera Selatan, Anggar P Widyaningtyas, S.Sos., M.Si., dan diadakan di Balai Agung Serasan Sekundang (BASS), juga dirangkaikan dengan Festival Gunjing dan Peluncuran Batik Gunjing karya Pj. Ketua TP PKK Kabupaten Muara Enim, Dr. dr. Hj. Rose Mafiana, Sp.An.
Batik Gunjing ini terinspirasi dari bentuk makanan khas salah satu daerah asal Kabupaten Muara Enim, yaitu Semende, sebagai upaya untuk mengangkat potensi unggulan daerah dan warisan kearifan lokal yang patut dilestarikan.
“Saya berharap, peringatan ini tidak hanya menjadi seremonial semata, tetapi juga mendorong kita semua untuk terus berkontribusi dalam mewujudkan kesetaraan gender dan memajukan potensi daerah,” tambah Sekda.
Dalam kesempatan ini, Sekda juga menyoroti berbagai program kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah, seperti program penurunan angka kematian ibu, pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak, serta penurunan tindak kekerasan terhadap perempuan.
Peringatan Hari Kartini di Muara Enim tidak hanya menjadi momen refleksi sejarah, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkuat komitmen dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender serta menghargai kearifan lokal sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan potensi daerah.