KUTIPAN – Pemerintah Kota (Pemko) Batam, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Batam, menggelar Rembuk Stunting Tingkat Kota Batam Tahun 2024 di Ruang Rapat Hang Nadim, Balaikota Batam, pada Selasa (23/04/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh Perangkat Daerah dan stakeholder terkait dengan tujuan untuk membahas dan menyusun perencanaan pencegahan penurunan angka stunting di Kota Batam pada tahun 2025. Acara ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, M.Pd.
Sekretaris Daerah Batam Harapkan Penurunan Prevalensi Stunting
Dalam sambutannya, Jefridin mewakili Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, menyampaikan harapannya agar melalui Rembuk Stunting ini dapat dilakukan perencanaan dan penghitungan anggaran yang tepat untuk pencegahan stunting.
“Jika memang anggaran kita kurang, kita bisa minta bantuan pada pengusaha melalui program Bapak Asuh. Tujuannya agar prevalensi stunting di Kota Batam menurun,” jelasnya.
Menurut Jefridin, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Ia menekankan bahwa stunting menjadi perhatian serius pemerintah karena angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi, dengan prevalensi nasional sebesar 21,6 persen menurut SSGI 2022.
Upaya Menuju Prevalensi Zero Stunting
Dalam acara tersebut, Pemko Batam memberikan penghargaan kepada APINDO, Baznas Kota Batam, dan PT Phiees Batam atas dukungan dan partisipasi mereka sebagai Bapak Asuh Stunting, yang telah membantu pemerintah dalam menurunkan prevalensi stunting.
Rembuk Stunting Tingkat Kota Batam Tahun 2024 diharapkan dapat menghasilkan perencanaan yang matang dan komprehensif untuk pencegahan dan penurunan angka stunting di Kota Batam. Dengan komitmen dan sinergi dari semua pihak, diharapkan prevalensi stunting di Kota Batam dapat mencapai zero stunting.