KUTIPAN – Pernahkah anda mendengar prioritas pembangunan daerah 2024 fokus pada Penanganan Anak Tidak Sekolah (PATS)? Anak Tidak Sekolah (ATS) adalah anak-anak yang berada dalam usia sekolah namun tidak mengikuti pendidikan formal, baik karena telah putus sekolah maupun belum pernah mengikuti pendidikan. Fenomena ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk masalah ekonomi, kondisi sosial, atau terbatasnya akses ke pendidikan.
Untuk mencapai tujuan ini Pemerintah Kabupaten Magelang mencanangkan program pengawasan intensif untuk menurunkan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) serta adanya keterlibatan TIM II KKN UNDIP sebagai jembatan kerjasama dengan pihak desa menjadi kunci sukses dalam pelaksanaan program tersebut.
Desa Ngadirojo di Kecamatan Secang, yang terletak di sebelah utara Kabupaten Magelang, kini menjadi sorotan dalam upaya peningkatan pendidikan. Meski kondisi pendidikan di desa berkembang ini secara umum cukup baik, muncul perhatian khusus terhadap fenomena Anak Tidak Sekolah (ATS). Menyikapi hal ini, TIM II KKN UNDIP Desa Ngadirojo aktif berkolaborasi dalam penyusunan RADes PATS: Rencana aksi desa penanganan ATS, surat keputusan kepala desa Tim PATS, dan surat keputusan kepala desa Komunitas Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP).
Program ini dilaksanakan dalam bentuk kerja sama dan kolaborasi dengan pemerintah desa. Selama pelaksanaan program kerja, diskusi rutin dilakukan dengan Pak Tutus selaku sekretaris desa guna membahas keberlanjutan rancangan RADes dan menyamakan sepemahaman kondisi pendidikan di Desa Ngadirojo. Tidak hanya itu, Ibu Herlina ikut serta dalam memberikan gambaran realita dari kondisi pendidikan di desa ini didukung dengan data yang diberikan oleh Ibu Tika selaku staff pelayanan desa.
Berdasarkan hasil diskusi dan data yang diperoleh, mahasiswa undip membantu dalam penyusun RADes PATS: Rencana aksi desa penanganan ATS yang bertujuan sebagai rujukan pemerintah desa dalam upaya penangan ATS, sehingga diharapkan setiap anak di desa memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kehidupan mereka.
Di Desa Ngadirojo, pendidikan menjadi salah satu prioritas utama masyarakat. Berdasarkan data yang ada, tidak ada kasus anak putus sekolah di desa ini. Namun, hanya anak yang masuk dalam kategori terancam sekolah.
“Anak-anak ini bukanlah anak yang putus sekolah, namun memiliki risiko untuk tidak melanjutkan pendidikan karena berbagai kendala yang mereka hadapi”. Ungkap Bu Herlina selaku Wakil Ketua Tim Penanganan ATS. Kendati demikian, upaya-upaya pencegahan terus dilakukan agar anak-anak tersebut tetap bisa bersekolah.
Di tengah tantangan yang ada, masyarakat Desa Ngadirojo menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pendidikan anak di desanya. Dengan tidak adanya kasus anak putus sekolah dan upaya pencegahan yang terus dilakukan, ada harapan besar bahwa anak-anak yang saat ini terancam akan tetap mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan mereka.
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, lembaga pendidikan, dan masyarakat, menjadi kunci untuk memastikan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, dapat meraih masa depan yang lebih baik melalui pendidikan. Dengan tekad dan kerja sama, kita bisa berharap bahwa setiap anak di desa ini akan dapat mengatasi kendala yang dihadapi dan terus maju menuju kesuksesan akademis mereka.
Penulis :
Annastasia Ediati, S.Psi., M.Sc., Ph.D., Psikolog
Nikie Astorina Yunita Dewanti., S.KM., M. Kes.
Fendy Eko Wahyudi, S.IP., M.Hub.Int.