KUTIPAN – Tim Indonesia kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang internasional dengan membawa pulang lima medali dari WorldSkills Competition (WSC) 2024. Kompetisi yang diikuti oleh 46 negara ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-11, berkat dua medali emas, satu perak, serta dua Medallion for Excellence.
Medali emas pertama diraih oleh Favian Ahza Putra Sobar dalam bidang IT Network System Administration. Favian, yang merupakan alumnus SMKN 1 Cimahi dan mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (Unikom), berhasil mengharumkan nama Indonesia. Medali emas kedua diraih dalam kategori Rail Vehicle Technology oleh duo Cahyo Dwi Prayogo dan Mohamad As’ari. Cahyo, yang kini bekerja di PT Kereta Api Indonesia (KAI), adalah lulusan SMKN 8 Jember, sementara As’ari, lulusan SMKN 2 Sragen, berkarier di PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).
Tak hanya emas, Indonesia juga berhasil meraih medali perak di bidang Elektronik yang dipersembahkan oleh Fikhi Akmal, alumnus SMKN 1 Cimahi dan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung. Selain itu, penghargaan Medallion for Excellence disabet oleh Reho Kurnia dalam bidang Industrial Control, serta tim Denny Syahrul Arfiansyah dan Ahmad Yogi Fernanda dalam kategori Autonomous Mobile Robotic. Denny dan Ahmad, yang merupakan alumni SMK Tunas Harapan Pati, saat ini sedang melanjutkan studi di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Tatang Muttaqin, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, memberikan apresiasi yang tinggi atas capaian luar biasa ini. “Ini adalah prestasi yang sangat membanggakan, bukan hanya bagi para peserta, tetapi juga bagi bangsa Indonesia,” ungkapnya dalam pernyataan resmi, Kamis (19/9/2024). Tatang menegaskan, prestasi ini membuktikan bahwa pendidikan vokasi di Indonesia telah menghasilkan sumber daya manusia yang siap bersaing di panggung global.
Lebih lanjut, Tatang menambahkan bahwa keberhasilan ini menjadi cerminan penting bagi satuan pendidikan vokasi di Indonesia untuk terus meningkatkan standar pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan dunia. “Pembelajaran vokasi di Indonesia harus lebih menyesuaikan diri dengan standar global,” tambahnya.
Sebelum melangkah ke WSC 2024 di Lyon, Prancis, para peserta Indonesia telah melewati berbagai seleksi ketat di tingkat nasional, ASEAN, hingga Asia. Mereka juga mendapatkan pembinaan intensif dari mitra dunia usaha dan industri (DUDI) serta dukungan dari perguruan tinggi. Maria Veronica Irene Herdjiono, Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), menyampaikan bahwa meskipun persiapan dilakukan dalam waktu singkat, hanya tiga bulan, tim Indonesia berhasil menunjukkan performa yang luar biasa.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan prestasi serupa di masa depan dengan memperkuat seleksi dan berkolaborasi dengan DUDI guna menggali potensi di cabang kompetisi yang lebih beragam,” jelas Irene.
Salah satu peraih medali emas, Favian Ahza Putra Sobar, mengakui bahwa pengalaman belajarnya di SMK sangat membantu dalam menghadapi tantangan di kompetisi internasional ini. “Materi yang saya pelajari di SMK selalu diperbarui sesuai perkembangan global. Ini memberikan saya bekal kuat di WSC 2024,” ungkap Favian.
Ia juga berharap pencapaiannya ini dapat menjadi inspirasi bagi pelajar SMK di seluruh Indonesia. “Semoga prestasi ini bisa memotivasi lebih banyak pelajar SMK untuk berkompetisi di tingkat dunia,” tutupnya dengan optimisme.