
KUTIPAN – Di bawah terik pagi yang ramah dan sedikit angin laut dari Dompak, lapangan kantor Gubernur Kepulauan Riau menjadi saksi bertambahnya keluarga baru di lingkungan birokrasi provinsi ini. Peringatan Hari Pahlawan tahun ini bukan hanya soal mengenang, tetapi juga momentum untuk menumbuhkan semangat baru terutama bagi 1.499 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu yang resmi menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan pada Senin (10/11/2025).
Mereka datang dari latar belakang yang beragam, tapi tujuannya sama: ikut bekerja dalam pelayanan publik. Rinciannya, 721 tenaga guru yang akan berjibaku dengan kelas dan kurikulum, 43 tenaga kesehatan yang akan berhadapan dengan cerita kesembuhan dan kesabaran, serta 735 tenaga teknis yang kelak memastikan mesin birokrasi tetap berjalan tanpa macet.
Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura, menyerahkan SK sekaligus memberikan pesan yang bukan basa-basi belaka. Ia menyampaikan selamat dan rasa percaya pemerintah atas kompetensi mereka. Tapi tentu saja, kepercayaan tidak datang tanpa konsekuensi.
“Kepercayaan ini mengandung tanggung jawab besar. Pemerintah membutuhkan aparatur yang bukan hanya menjalankan tugas, tetapi juga menghadirkan solusi, bekerja cepat, transparan, dan penuh integritas,” tegasnya.
Ini bukan sekadar kalimat seremoni yang diucapkan dan kemudian diabadikan oleh kamera humas. Pesan itu terasa relevan. Birokrasi masa kini tidak punya ruang untuk lambat seperti menunggu akun Wi-Fi yang tidak dibayar. Kecepatan, ketepatan, dan kejelasan jadi kebutuhan dasar.
Wakil Gubernur juga tidak lupa menitip pesan agar semangat hari pertama tidak hanya bertahan tiga hari. Ia mengajak mereka terus belajar, terbuka dengan inovasi digital, dan tidak sungkan meningkatkan kapasitas diri.
“Mari jadikan kehadiran Saudara sebagai energi baru dalam mempercepat pelayanan publik dan mewujudkan Kepri yang makmur, berdaya saing, dan berbudaya,” pungkasnya.
Upacara berjalan tenang dan khidmat. Setelah sesi resmi usai, suasana berubah lebih cair: foto bersama, saling menepuk bahu, dan ucapan selamat yang mungkin disertai harapan—semoga semangat tidak hanya tajam di awal, tapi tetap menyala sampai bertahun-tahun ke depan. Karena pada akhirnya, pelayanan publik yang baik bukan hanya soal aturan, tetapi juga hati yang tetap mau melayani.





