KUTIPAN – Sebanyak 19.630 gram narkotika jenis sabu yang akan dikirim ke Palembang berhasil diamankan Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Kepri. Pengungkapan tersebut berhasil digagalkan oleh tim Ditresnarkoba Polda Kepri pada Jum’at (21/3/2024) di pantai Pulau Kasu, Belakangpadang, Kota Batam.
Kapolda Kepri Irjen. Pol. Drs. Yan Fitri Halimansyah mengatakan, dari pengungkapan tersebut Ditresnarkoba Polda Kepri berhasil menangkap seorang pria berinisial H (40) serta barang bukti 20 bungkus narkotika sabu kemasan teh China Guanyinwang seberat 19.630 gram.
Ditengah bulan suci Ramadhan ternyata para penyelundup masih berani memasukkan barang-barang haram ini ke perairan Indonesia khususnya Provinsi Kepulauan Riau.
“Harus tetap kita waspadai bahwa barang-barang ini tidak akan berhenti masuk ke wilayah kita dan kita harus kuat memantau serta memonitor perkembangan yang ada di perbatasan Kepulauan Riau ini,” ujar Kapolda Kepri, Irjen Pol Yan Fitri Halimansyah didampingi Wakapolda Kepri Brigjen. Pol. Asep Safrudin, Dirresnarkoba Polda Kepri Kombes. Pol. Dony Alexander saat konferensi pers di Mapolda Kepri, Selasa (2/4/2024).
Dijelaskan Irjen Pol Yan Fitri Halimansyah, 20 bungkus barang bukti sabu dalam kemasan teh China Guanyinwang rencananya akan diedarkan ke wilayah Palembang, Sumatera Selatan.
“Narkotika ini baru saja didatangkan dari negeri seberang (Malaysia) oleh pria bernama Haidir (40) menggunakan kapal kayu dan berhasil diamankan Ditresnarkoba Polda Kepri saat memasuki perairan Pulau Kasu, Kota Batam pada hari Jumat (21/3/2024) sekira pukul 4.30 pagi,” jelasnya.
Lebih lanjut Irjen Pol Yan Fitri Halimansyah mengatakan, pengungkapan kasus-kasus narkotika adalah bukti konkret keseriusan dan komitmen yang teguh dari Polda Kepulauan Riau dalam memerangi peredaran gelap narkoba yang meresahkan masyarakat.
“Saya ingin mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta dalam memerangi peredaran narkoba dengan cara melaporkan segala bentuk aktivitas atau dugaan peredaran narkotika yang terjadi di sekitar mereka,” ucapnya.
“Ini adalah salah satu bentuk kontribusi nyata dari masyarakat dalam upaya bersama memerangi narkoba dan menjaga keamanan serta ketertiban di lingkungan kita serta menjaga generasi penerus kita dari efek negatif peredaran Narkoba,” tutup Irjen Pol Yan Fitri Halimansyah.
Sementara itu, Dirresnarkoba Polda Kepri Kombes. Pol. Dony Alexander menambahkan, pengungkapan ini berawal dimana sebelumnya tim Ditresnarkoba Polda Kepri telah menerima informasi dari masyarakat akan ada sekelompok orang yang akan menyelundupkan narkotika melalui perairan Kepri.
“Setelah menerima informasi tersebut, kita melakukan penyelidikan selama 6 hari. Dan tepat pada hari Jumat (21/3/2024) kita mencurigai 1 unit kapal kayu yang akan melakukan ship to ship ke kapal kecil,” jelas Kombes Pol Dony Alexander.
Selanjutnya, tim Ditresnarkoba Polda Kepri melakukan pengintaian dan pada saat kapal tersebut memasuki perairan laut Pulau Kasu, Belakangpadang langsung diamankan.
“Saat diamankan, kami mendapati 1 orang tersangka Haidir (40) sementara 1 orangnya lagi masih dalam proses pengejaran kami, karena pada saat itu rekannya berhasil melarikan diri. Selain itu, kita juga menyita 20 bungkus narkotika sabu kemasan teh China,” bebernya.
Setelah dipelajari lebih dalam, lanjutnya, proses perjalan penyelundupan narkotika ini, bahwa para tersangka memanfaatkan laut Kepri sebagai jalur perlintasan.
“Laut Kepri menjadi jalur lintasan yang akan dilalui oleh para bandar narkoba dengan membawa narkotika untuk selanjutnya diturunkan di wilayah Provinsi-Provinsi di Indonesia seperti Riau, Lampung, Palembang dan Jambi,” terangnya.
Peran penting masyarakat sangatlah diperlukan untuk memutus mata rantai peredaran narkotika di wilayah Indonesia.
“Dalam hal ini, kami sangat membutuhkan informasi dan masukan masyarakat agar kita benar-benar dapat memutus mata rantai peredaran narkotika yang akan merusak generasi bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 114 Ayat 2 dan Pasal 119 Ayat 2 dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara atau hukuman mati.