
KUTIPAN – Kalau biasanya kabar dari Dabo Singkep identik dengan laut biru dan semilir angin pantai, kali ini ada kabar yang lebih “sehat” dari ruang rapat Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga pada Selasa (21/10/2025). Di sana, Hj. Feby Sarianty, S.Sos., yang juga merupakan Istri Wakil Bupati Lingga, memimpin rapat serius tapi penuh semangat, pembentukan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Lingga.
Dalam rapat itu, Feby tak ingin sekadar membentuk lembaga dengan papan nama yang manis. Ia menekankan bahwa YKI harus hadir sebagai wadah yang benar-benar aktif, bukan hanya untuk urusan seremoni atau foto bersama.
“Kita ingin YKI Lingga menjadi wadah bagi orang-orang yang peduli terhadap penyakit kanker. Semua harus bekerja dengan hati, karena kepedulian terhadap sesama adalah fondasi utama dari setiap langkah yang kita lakukan,” ujar Feby.
Nada bicaranya tenang, tapi mengandung energi khas seorang ibu yang sudah melihat banyak orang menyerah karena terlambat mendeteksi penyakit.
Feby tak berputar-putar soal visi. Ia langsung menembak sasaran, YKI akan fokus pada edukasi dan pencegahan. Menurutnya, banyak masyarakat baru peduli soal kesehatan setelah muncul gejala. Padahal, pencegahan itu lebih murah dari pengobatan, baik secara medis maupun emosional.
“Tujuan pertama kita adalah memberikan edukasi kepada masyarakat agar peduli terhadap penderita kanker,” katanya.
Program kerja YKI nanti dibagi dua, promotif dan preventif. Pendekatan promotif dilakukan dengan menyosialisasikan bahaya kanker dan pentingnya pola hidup sehat, mulai dari berhenti merokok sampai rajin makan sayur. Sementara pendekatan preventif diarahkan untuk pencegahan sejak dini lewat pemeriksaan rutin dan penyuluhan kesehatan.

“Kita ingin masyarakat paham bahwa kanker adalah penyakit berbahaya yang bisa dicegah jika diketahui sejak dini,” tegasnya.
Dalam suasana rapat yang terasa lebih seperti ajakan moral ketimbang instruksi, Feby menegaskan harapan besarnya, Lingga bebas dari kanker. Mungkin terdengar ambisius, tapi bukankah setiap gerakan besar selalu dimulai dari mimpi yang terdengar mustahil.
“Harapan kami, yayasan ini nanti bisa mencegah sekaligus mengurangi penderita kanker, bahkan kalau bisa tidak ada sama sekali penderita kanker di Kabupaten Lingga,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa YKI Lingga akan bekerja sama dengan berbagai pihak, dari Dinas Kesehatan, rumah sakit, tenaga medis, sampai komunitas masyarakat. Tujuannya, memperluas jangkauan edukasi dan pendampingan pasien.
Gerakan ini tak berdiri sendiri. Pemerintah Kabupaten Lingga memberi dukungan penuh. Bagi pemerintah daerah, YKI bukan hanya organisasi sosial, tapi garda depan dalam memperkuat kualitas kesehatan masyarakat.
Melalui YKI, diharapkan masyarakat Lingga jadi lebih berani untuk memeriksakan diri sejak dini, tanpa stigma, tanpa takut. Karena seperti yang sering dikatakan para dokter, penyakit yang paling berbahaya adalah penyakit yang diabaikan.
YKI juga akan menjadi jembatan bagi pasien kanker agar mendapatkan pendampingan medis dan psikologis yang berkelanjutan. Sebab, melawan kanker bukan cuma soal obat dan terapi, tapi juga soal harapan.
Rapat hari itu mungkin hanya berdurasi beberapa jam, tapi semangatnya bisa bertahan lama. Dengan penuh empati, Feby mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut bergerak, melawan kanker dengan cara paling sederhana, peduli.
Bukan lewat jargon, tapi lewat tindakan kecil seperti mengingatkan teman untuk periksa, mengedukasi keluarga soal pola makan, dan hadir bagi mereka yang sedang berjuang.
Dari Dabo Singkep, semangat melawan kanker itu mulai dikobarkan. Bukan dengan amarah, tapi dengan kasih dan niat baik, karena dalam hal melawan penyakit, kerja hati jauh lebih kuat daripada sekadar kerja tangan.





