KUTIPAN.co – Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, Malaysia memfasilitasi Kegiatan Gebyar Seni Reog Ponorogo yang dilakukan di lobi Plaza Angsana Mall Johor Bahru.
Menariknya kegiatan ini merupakan inisiatif dari Tenaga Kerja Indonesia yang tergabung dalam Paguyuban Warga Ponorogo (Pawargo) di Malaysia.
“Gebyar Seni Reog Ponorogo adalah inisiatif Pawargo, salah satu organisasi TKI yang ada di Malaysia dan organisasi tersebut telah berusia tujuh tahun,” kata Konsul Jenderal RI Johor Bahru Sigit Suryantoro Widiyanto melalui keterangan tertulis, Kamis (14/12/2023).
Sigit mengaku, pergelaran Reog Ponorogo ini, juga pertama kalinya ditampilkan di sebuah mall di Johor Bahru, dan kedepan kegiatan ini akan terus dilakukan dengan tujuan sebagai kegiatan promosi budaya Indonesia di Malaysia.
Selain Reog, juga ada pencak silat dan beberapa tarian seperti tari Srikandhi, Jathilan, dan tari Bujang Ganong. Seluruh pengisi acara adalah masyarat Indonesia baik yang sedang menyeman pendidikan hingga yang bekerja di Malaysia.
“Pergelaran seni ini melibatkan delapan ormas, diantaranya Persaudaraan Setia Hati Terate, Persaudaraan Setia Hati Winongo, Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia, Persatuan Relawan Indonesia Maju, Sahabat Indonesia, Pagar Nusa, dan Komunikasi Organisasi Pekerja Migran Indonesia,” ungkap Sigit.
Sigit menjelaskan, Reog dapat dikatakan telah masuk ke Malaysia, seiring dengan berpindahnya masyarakat Jawa ke Malaysia pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, Inggris di Malaysia, pada awal tahun 1900an.
Masyarakat Jawa yang berpindah ke Malaysia tersebut banyak tinggal sekitar Batu Pahat, Johor. Sehingga, sampai sekarang ini, kebanyakan penduduk daerah Batu Pahat, adalah keturunan masyarakat Jawa.
Masyarakat Jawa tersebut, menjalankan dan melestarikan kehidupan dan budaya mereka, seperti berbahasa, bertingkah laku, makan, termasuk mengadakann pertunjukkan budaya, seperti tarian, permainan gamelan, pertunjukkan wayang, reog dan lainnya, sebagaimana yang mereka lalukan pada saat mereka berada di Jawa.
Selain masyarakat keturunan Jawa, di daerah Batu Pahat terdapat banyak TKI yang berasal dari Jawa.
“Mereka pun menjalankan kehidupan dan budaya Jawa sehari-hari di daerah Batu Pahat tersebut,” terang Sigit.
Bahkan pada 2016, masyarakat keturunan Jawa dan TKI di Batu Pahat, mendirikan Pawargo dan setiap tahun, perkumpulan ini memainkan Reog di kediaman seorang warga negara Malaysia keturunan Ponorogo, guna melestarikan kesenian Reog.
“Reog dan perkembangannya di Malaysia dapat dikatakan adalah upaya keturunan Jawa, WNI dan Perwakilan RI di Malaysia untuk melestarikan budaya Jawa, budaya Reog, yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia,” sebut Sigit.
“Reog ini juga merupakan alat pemersatu, sehingga diharapkan dari kegiatan ini dapat meningkatkan kebersamaan sesama WNI di Malaysia sekaligus meningkatkan hubungan persaudaraan antara Indonesia dan Malaysia,” jelas Sigit.
Dato Samsol Bani Jamali, Ahli Dewan Undangan Negeri (ADUN) Batu Pahat (anggota DPR Johor daerah Batu Pahat) mengaku sangat mengapresiasi atas inisiatif kegiatan ini dan mendukung jika kegiatan ini terus dilakukan setiap tahunnya sebagai kegiatan promosi budaya Indonesia di Malaysia.
“Saya berharap pergelaran seni ini dilakukan secara rutin, saya akui warga Indonesia juga memiliki banyak kontribusi terhadap perkembangan budaya Indonesia di Malaysia,” ungkap Dato Samsol.
Disinggung, terkait isu reog yang sempat di klaim budaya Malaysia, Sigit mengungkapkan bahwa delapan ormas WNI yang ada di Johor, Malaysia memandang bahwa Reog adalah budaya asli Indonesia yang perlu dilestarikan.
“Reog, yang merupakan bagian dari budaya masyarakat Jawa di luar negeri, tidak hanya terdapat di Malaysia saja, karena juga terdapat disejumlah negara lain di dunia, diantaraya Asia, Eropa dan Amerika,”
“Dan delapan ormas WNI yang ada di Malaysia ini mendukung dan siap bekerjasama dengan KJRI Johor Bahru untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia ini,” pungkas Sigit. (mau)