
KUTIPAN – Kabar baik datang dari Kendari, Sulawesi Tenggara. Di tengah sorotan berbagai isu, ternyata dari Kota Tanjungpinang lahir sosok muda yang mengembalikan makna kata “prestasi”. Namanya Mohammad Syarhan, peserta yang berhasil mencatatkan prestasi di panggung Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 dengan meraih Juara II cabang Musabaqah Al-Hadits golongan hafalan 100 hadits dengan sanad.
Prestasi itu bukan cuma deretan angka dan piagam, tapi simbol bahwa anak muda Tanjungpinang masih punya semangat religius yang kuat dan disiplin luar biasa. Tidak semua orang sanggup menghafal 100 hadits lengkap dengan sanadnya, apalagi di tengah era digital yang lebih sering menguji daya scroll ketimbang daya ingat.
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, pun langsung menyambut kedatangan Syarhan di ruang kerjanya. Senyum bangga dan ucapan selamat mengalir tulus.
“Atas nama Pemerintah Kota Tanjungpinang, saya menyampaikan selamat dan terima kasih kepada ananda Syarhan yang telah mengharumkan nama daerah di ajang nasional. Ini bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga kebanggaan bagi seluruh masyarakat Tanjungpinang,” ujar Lis, Selasa (21/10/2025).
Kata-kata Lis memang tidak sekadar basa-basi birokrasi. Ia tahu betul, di balik medali itu ada doa, perjuangan, dan waktu panjang di bawah bimbingan guru-guru yang sabar.
Sementara itu, Kabag Kesra Setdako Tanjungpinang, Yenni Haryantie, menjelaskan bahwa ajang bergengsi tersebut berlangsung pada 9–19 Oktober di Kendari. Para pemenang, termasuk Syarhan, ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Hakim Nomor 04/Kep.DH/STQHN-XXVIII/X/2025, yang memuat daftar peserta terbaik dari berbagai kategori.
“Tentunya keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak, baik pembimbing, Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kota Tanjungpinang, maupun Pemerintah Kota yang terus berupaya memfasilitasi pembinaan peserta STQH secara berkelanjutan,” ujar Yenni.
Pernyataan itu memperjelas bahwa keberhasilan seperti ini tidak bisa berdiri sendiri. Ada ekosistem yang mendukung mulai dari pembina, keluarga, hingga pemerintah. Karena yang diharapkan bukan hanya kemenangan satu kali, tapi kesinambungan pembinaan generasi Qur’ani.
Pemerintah Kota Tanjungpinang sendiri sudah menegaskan komitmennya untuk terus memberi ruang bagi tumbuhnya potensi anak muda di bidang keagamaan. Tujuannya sederhana tapi penting: menjadikan Tanjungpinang bukan hanya kota yang indah secara fisik, tapi juga kaya secara spiritual.
Di tengah berbagai hiruk pikuk modernitas dan tantangan zaman, kisah Syarhan jadi pengingat bahwa nilai-nilai keislaman dan ilmu agama tetap bisa bersinar jika ada kemauan. Dan kalau banyak anak muda Tanjungpinang meneladani semangat seperti ini, mungkin kata “berprestasi dan religius” bukan sekadar slogan di spanduk kota, tapi benar-benar jadi identitas warganya.





