
KUTIPAN – Kegiatan Kenduri Pulau Tiga yang digelar oleh Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV resmi berakhir pada Senin malam. Rangkaian acara yang berlangsung sejak beberapa hari lalu itu mendapat sambutan meriah dari masyarakat serta apresiasi penuh dari Pemerintah Kabupaten Natuna.
Wakil Bupati Natuna, Jarmin, menyampaikan bahwa kegiatan kebudayaan seperti ini sangat penting untuk mengingatkan kembali masyarakat akan kekayaan tradisi yang dimiliki daerah. Menurutnya, Natuna menyimpan banyak potensi budaya yang patut dilestarikan dan dijaga keberlanjutannya.
“Pada prinsipnya kami pemerintah daerah sangat mendukung semua kegiatan yang dilakukan. Natuna memang memiliki banyak kebudayaan yang harus kita lestarikan,” ujar Jarmin saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/8/2025).
Jarmin menegaskan, kegiatan Kenduri Pulau Tiga tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga wahana edukasi dan kebanggaan masyarakat. Pertunjukan seni seperti tari persembahan, musik gambus, hingga teater tradisional Mendu telah menjadi bukti bahwa budaya Natuna masih hidup dan layak dipertontonkan secara luas.
Lebih jauh, ia menilai kegiatan kebudayaan dapat berdampak positif bagi pembangunan daerah. Selain memperkuat identitas lokal, acara ini berpotensi menggerakkan sektor pariwisata dan membuka peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat.
“Budaya adalah aset yang bernilai tinggi. Kalau kita rawat dengan baik, ia bisa menjadi daya tarik wisata sekaligus membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” tambahnya.
Jarmin juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak hanya sekadar menikmati pertunjukan, tetapi ikut serta menjaga kelestarian tradisi yang diwariskan leluhur. Ia menekankan, tanpa keterlibatan generasi muda, budaya lokal akan sulit bertahan menghadapi derasnya arus modernisasi.
Dengan berakhirnya rangkaian Kenduri Pulau Tiga tahun ini, Pemerintah Kabupaten Natuna berharap kegiatan serupa terus berlanjut pada masa mendatang, baik melalui kerja sama dengan pemerintah pusat maupun dengan inisiatif masyarakat setempat.
“Semua ini adalah bagian dari jati diri kita. Kalau kita kehilangan budaya, kita kehilangan identitas,” tutup Wakil Bupati Natuna. (**)