Mengusung tema “Gitu Aja Kok Repot” pemeran karikatur Sespimen Polri sukses digelar di Grand Mall Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pameran karikatur “Gitu Aja Kok Repot” Sespimen Polri berlangsung selama lima hari ke depan. Dimulai sejak Jumat 15 September 2023 hingga Selasa 19 September 2023.
Serdik Sespimmen Polri 63 Kompol Belen Anggara Pratama mengatakan, dalam hal ini Polri hadir melakukan pendekatan kepada masyarakat menggunakan cara yang berbeda. Salah satu konsep ini adalah pendekatan Kepolisian dengan budaya, seni.
“Intinya di tahun politis menjelang pesta demokrasi ditahun 2024 perlu adanya suatu sistem dimana mode Kepolisian yang tepat digunakan salah satunya adalah melalui pendekatan art Polisi,” ungkap Kompol Belen Anggara Pratama, Selasa (19/9/2023).
Dikatakan Kompol Belen, Polisi dan Pemolisian ini hadir dalam bentuk apasaja. Seperti pameran karikatur ini dan disini masyarkaat bisa paham bagaimana melakukan pemilu secara damai dan secara bermartabat.
Baca Juga : Dugaan Malpraktik, Kuasa Hukum Natalis Zega Laporkan Dokter dan RS Graha Hermine ke Polda Kepri
“Pameran metode ini selain pendekatan melalui seni, edukasi dan budaya, hal seperti ini tentu bisa menarik hati masyarakat. Polisi mengajak masyarakat untuk mengenal seni karikatur, selain itu masyarakat juga terhibur oleh kehadiran karikatur ini,” jelasnya.
Menurut Belen, Karikatur yang dipamerkan ini merupakan karya-karya ternama sang maestro yang ada di Indonesia seperti Sudi Purwono, Gatot Eko Cahyono, Anwar Rosyid, Itok Isdiyanto Iskandan hingga pelukis Joko Kisworo.
“Ini merupakan karya maestro terbaik yang ada. Dengan adanya pameran ini kita bisa melihatkan kepada masyarakat bagaimana pemilu damai itu,” sebutnya.
Bahkan, lanjut Belen, pameran Gitu aja kok repot juga sudah dilakukan diseluruh Indonesia termasuk di Batam.
Dipilihnya Batam, karena Batam adalah salah satu Ikon di Indonesia. Selain itu Kultur di Batam sangat beragam dan merupakan pintu masuk ke Indonesia.
“Sehingga dengan adanya program Art Polisi ini kita bisa mengedukasi masyrakat dengan pentingnya menjaga budaya, integritas bangsa dan sebagai representasi bangsa Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Irjen Pol Prof Dr Chryshnanda Dwilaksana menjelaskan, Karikatur maupun kartun di tahun politik dapat menjadi oase untuk berpolitik dengan mesem hati adem ayem.
Walaupun ada kritik namun tetap santun dan fun yang digambarkan secara surealis satir karikatural model guyon maton atau guyon parikeno. Kecerdasan sang karikaturis terlihat pada ide teknik dan kritik tegas namun tetap pada koridor yang humanis dalam penyampaiannya.
“Yang dikritik tidak marah walau kuping atau wajahnya memerah namun tetap diikuti senyuman bahkan bisa tertawa lebar. Dampaknya ada penyadaran dan transformasi kebaikan dan kebenaran,” sebutnya.
Kartun dan karikatur sama sama mencerahkan, menghibur dan memberi ruang bagi para senimannya berkarya melampiaskan ide gagasan cerdas dalam bentuk rupa. Berdialog dengan cara yang fun membuat kepala dingin tidak terprovokasi anarkisme.
Situasi di tahun politik banyak hal yang nyebelin, dapat dikatakan membuat hati tidak nyaman. Keberadaannya sering dianggap duri dalam daging, dikawatirkan mengganggu atau merusak suasana mesem yang adem ayem. Namun di dalam dunia seni kartun dan karikatur tokoh yang nyebelin malah dikangeni.(Yun)
Baca Juga : Propam Polda Kepri Lakukan Pemeriksaan Anggota Polres Lingga