
KUTIPAN – Ada yang bilang, perpisahan itu ibarat kopi hitam—pahit di awal, hangat di tengah, dan menyisakan kenangan sampai lama. Begitulah suasana yang terasa di Mushola Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lingga, Selasa pagi itu (15/07/2025). Tak ada upacara formal yang kaku, hanya deretan wajah-wajah haru dari mereka yang telah bekerja, berkeringat, dan berdoa di tempat yang sama selama bertahun-tahun. Hari itu, tiga ASN resmi dilepas karena memasuki masa purnabakti.
Yang pertama, nama yang tak asing di kalangan aparatur keagamaan Lingga: Drs. H. Erman Zaruddin, M.M.Pd. Disusul dua nama lain yang tak kalah berjasa: Dra. Hj. Emayanti, M.M dan Rita Ningsih, S.Pd. Tiga sosok yang tak cuma menorehkan tanda tangan di kertas dinas, tapi juga meninggalkan jejak kehangatan, dedikasi, dan pelajaran hidup.
Acara pelepasan ini dihadiri oleh jajaran internal Kemenag dan sejumlah tokoh penting daerah, termasuk Plt. Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lingga, Abdurokhman, S.Ag, M.AP, serta Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pimpinan Baznas Kabupaten Lingga. Tampak pula para Kepala Seksi, Penyelenggara Zakat dan Wakaf, dan ASN lainnya. Semuanya berkumpul bukan hanya untuk seremonial, tapi benar-benar melepas dengan hormat tiga sahabat seperjuangan.
Abdurokhman tak bisa menyembunyikan rasa terima kasih yang dalam.
“Banyak bimbingan dan pelajaran yang telah mereka berikan kepada kita, baik dalam hal pelayanan internal maupun lintas agama. Terima kasih atas dedikasi luar biasa selama ini,” ujarnya.
Lalu, giliran Drs. Erman Zaruddin bicara. Suaranya tenang, seperti biasanya, namun ada nada haru yang sulit ditutupi.
“Saya bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan yang telah diberikan selama saya bertugas di Kabupaten Lingga. Mohon maaf jika ada kekhilafan selama menjalankan tugas dan kehidupan sehari-hari di Lingga.”
Kata-kata pamit yang sederhana, tapi menggetarkan. Tak sedikit hadirin yang tertunduk menahan air mata.
Yulius, S.Km, yang hadir mewakili Bupati Kabupaten Lingga Muhammad Nizar, menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Bupati yang harus memenuhi agenda lain. Tapi pesan dari kepala daerah tetap sampai dan terwakili dengan utuh.
“Terima kasih atas pengabdian dan dedikasi yang telah diberikan oleh para ASN kepada masyarakat Kabupaten Lingga, khususnya di lingkungan Kementerian Agama,” ujar Yulius mewakili Bupati.
Acara ditutup dengan pelukan, jabat tangan, dan—tentu saja—doa. Perpisahan ini bukan akhir dari sebuah cerita, melainkan pergantian bab dalam lembaran hidup yang lebih tenang. Ketiganya mungkin tak lagi aktif di kantor, tapi teladan mereka akan terus bergema di ruang-ruang pelayanan publik, di meja rapat, dan dalam hati rekan-rekan mereka yang masih melanjutkan tugas.
Toh, menjadi ASN bukan cuma soal pangkat dan jabatan, tapi soal bagaimana seseorang bisa hadir untuk sesamanya—dengan akhlak, tanggung jawab, dan dedikasi.
Selamat purnabakti, Pak Erman, Bu Emayanti, dan Bu Rita. Panjang umur jasa baik, semoga berkah menyertai masa istirahat kalian yang layak dan penuh hormat.
Laporan: Dito | Editor: Fikri
Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.