
KUTIPAN – Ada yang pernah membayangkan beli es teh di angkringan malah nyaris jadi korban perampasan kaos? Ya, seabsurd itu kejadian nyata yang baru-baru ini terjadi di Ngawi.
Kejadian ini terjadi pada Kamis malam, 24 April 2025, di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan. Seorang warga, di tengah rasa haus ingin membeli es teh di depan sebuah angkringan, malah dihampiri orang tak dikenal. Bukan mau nebeng beli, bukan mau tanya alamat, tapi malah mau merampas kaos yang sedang dikenakan korban.
Pelakunya, berinisial AP (18), warga Widodaren, Ngawi. Menurut Kapolres Ngawi, AKBP Charles Pandapotan Tampubolon, AP mengaku sebagai bagian dari salah satu perguruan silat. “Pelaku sudah diamankan berinisial AP (18) warga Widodaren Kabupaten Ngawi,” terang AKBP Charles, Sabtu (10/5).
Yang bikin lega, malam itu Polisi Sigap bentukan Kapolres Ngawi yang beranggotakan personel Polsek Mantingan dan Tim Tiger Satreskrim lagi patroli rutin. Jadi begitu ada kegaduhan, langsung tancap gas. AP yang sempat berusaha kabur, langsung dihadang dan diamankan tanpa sempat ngeluarin jurus silat andalannya.
“Respon dengan cepat dan tepat atas segala potensi kerawanan kamtibmas sekecil apapun, harus segera ditindak lanjuti, agar Kamtibmas Ngawi tetap kondusif,” tutup Kapolres Ngawi.
Pelaku kini harus berurusan dengan pasal 335 Ayat (1) ke 1e KUHP Jo Pasal 55 Ayat (1) ke 1e KUHP. Ancaman hukumannya? Satu tahun penjara.
Barang bukti yang disita pun lumayan lengkap: satu buah kaos warna hitam bertuliskan “DOG DESTROYER DENDAM ABADI”, satu buah hodie hitam, dan satu rekaman CCTV. CCTV inilah yang bikin jalan AP menuju meja hijau makin licin kayak jalan baru diaspal.
Ngomong-ngomong soal motif, banyak yang bertanya-tanya, ngapain juga mau rebutan kaos tengah malam? Apalagi sambil ngaku-ngaku perguruan silat segala. Kalau mau gaya, mungkin lebih murah kalau beli sendiri, atau kalau sekadar butuh kaos, bisa cari di lapak-lapak grosir.
Kasus ini memberi banyak pelajaran. Bahwa pertama, es teh malam-malam tetap menggoda, tapi jangan lupa waspada. Kedua, Polisi Sigap ternyata bukan slogan doang, tapi benar-benar gerak cepat. Ketiga, gaya-gayaan ngaku perguruan silat buat premanisme malah berujung di penjara, bukan di podium juara.
Apresiasi tinggi patut diberikan kepada Polres Ngawi. Dengan patroli aktif dan respons cepat, potensi kerusuhan sekecil apa pun langsung diatasi. Bukti nyata kalau menjaga rasa aman warga bukan sekadar janji.
Disclaimer: Laporan ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan.
Untuk informasi beragam lainnya, ikuti kami di channel WhatsApp:
Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis resmi kepolisian / laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.