
KUTIPAN – Di tengah panasnya cuaca dan politik yang entah kapan reda, ada satu kabar adem yang datang dari Tanjungpinang Timur. Bukan soal diskon sembako atau artis viral yang tiba-tiba bertobat, tapi lebih ke pemandangan tak biasa: polisi ikut panen jagung. Iya, panen. Jagung. Bareng petani.
Lokasinya di Kampung Sidomulyo, RT.02 RW.13, Kelurahan Batu IX. Tempat yang biasanya tenang, hari itu mendadak ramai karena ada acara panen jagung bareng yang digelar oleh Kelompok Tani Maju Jaya. Yang bikin istimewa? Kelompok tani ini dibina langsung oleh Polsek Tanjungpinang Timur.
Sekda Kota Tanjungpinang, Zulhidayat, juga datang. Nggak sendirian, ia ditemani pejabat-pejabat lain dari Dinas Pertanian, Camat, Lurah, hingga jajaran Polresta. Kalau yang datang cuma petani dan polisi mungkin biasa. Tapi ini lengkap kayak nasi campur: dari Pemkot sampai aparat, semua kumpul.
Kok Bisa Polisi Ikut Panen Jagung?
Bukan karena kehabisan kerjaan, ya. Tapi ini bagian dari cara baru melihat peran polisi. AKP Sugiono, Kapolsek Tanjungpinang Timur, mengatakan bahwa kegiatan ini bukan cuma panen-panenan buat Instagram. Ini bagian dari realisasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Salah satu poin penting di dalamnya adalah soal ketahanan pangan.
“Kegiatan ini adalah bagian dari pelaksanaan Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, di mana sektor pangan menjadi fokus utama. Kita sebagai aparat kepolisian hadir tidak hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga membina dan mendukung masyarakat dalam sektor produktif seperti pertanian. Ini adalah bukti bahwa Polri hadir untuk rakyat,” jelas Sugiono.
Siapa Saja yang Kecipratan Dampaknya?
Sudah pasti petani. Terutama Kelompok Tani Maju Jaya yang jadi ‘anak asuh’ Polsek Tanjungpinang Timur. Tapi efeknya nggak berhenti di sana. Kehadiran pemerintah kota dan dinas terkait bikin petani merasa lebih dilirik, lebih dihargai.
Sekda Zulhidayat juga nggak pelit pujian. Dalam sambutannya, beliau bilang, “Kami atas nama Pemerintah Kota Tanjungpinang memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kegiatan panen jagung ini. Ini adalah bukti kerja nyata yang mendukung kedaulatan pangan kita.”
Tak lupa, ia juga menitip harapan buat petani lain di Tanjungpinang: “Saya harap kelompok tani lainnya juga dapat termotivasi dan ikut maju bersama. Mari kita jadikan pertanian sebagai kekuatan ekonomi masyarakat. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita panen bersama dan sejahtera bersama.”
Apa Rencana Selanjutnya?
Bukan cuma seremonial, semua pihak sepakat kalau kegiatan seperti ini harus terus berlanjut. Tidak berhenti di satu-dua kali panen jagung. AKP Sugiono bahkan mengajak masyarakat dan instansi lain untuk terus mendukung.
“Mari kita dukung bersama kegiatan seperti ini, agar kelompok tani kita semakin mandiri, maju, dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Maju Jaya, Trisno, mengungkapkan rasa terima kasih atas semua dukungan. “Kami akan terus meningkatkan kualitas hasil pertanian, dan berharap bisa berkontribusi nyata terhadap kebutuhan pangan masyarakat,” ucapnya penuh harap.
Akhir Kata: Dari Jagung Bisa Jadi Harapan
Di zaman di mana kata “sinergi” sering jadi hiasan PowerPoint pejabat, aksi panen jagung bareng polisi ini justru jadi contoh nyata bahwa sinergi itu bisa dimakan. Secara harfiah. Jagungnya bisa direbus, bisa dibakar, dan yang penting: bisa jadi simbol harapan.
Karena ternyata, menjaga negeri ini bukan hanya dengan senjata, tapi juga dengan cangkul dan bibit. Dan siapa sangka, polisi juga bisa jago dua-duanya.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
https://www.facebook.com/linggapikiranrakyat/
https://www.facebook.com/kutipan.dotco/
Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.