
KUTIPAN – Sumatera Utara lagi-lagi diuji. Dalam beberapa hari terakhir, daerah ini digempur bencana yang datang bertubi-tubi. Mulai dari longsor, banjir, pohon tumbang sampai angin puting beliung semuanya terjadi nyaris tanpa jeda. Berdasarkan rekap terakhir hingga Rabu (26/11/2025), total ada 65 kejadian bencana yang tersebar di delapan kabupaten/kota, mulai dari Tapanuli Tengah, Sibolga, Mandailing Natal, hingga Pakpak Bharat.
Dampaknya pun nggak main-main. Ada 29 korban, dengan rincian 12 orang meninggal dunia, 10 luka-luka, dan 7 warga masih dalam pencarian. Selain itu, 2.543 rumah rusak, 445 warga harus mengungsi, dan beberapa akses jalan tertutup material longsor serta banjir dengan ketinggian mencapai 70 cm hingga empat meter.
Melihat kondisi ini, Polri nggak tinggal diam. Dalam mode fast response, Polda Sumut langsung menggelar operasi kemanusiaan besar-besaran. Sedikitnya 135 personel diterjunkan ke berbagai titik terdampak. Formasinya lengkap: empat Satuan Setingkat Kompi (SSK) Brimob berisi 90 personel, 42 personel Ditsamapta Gelombang I, 12 dari Dokkes, ditambah 8 dari TIK yang diberangkatkan Selasa (25/11).
Belum cukup, Rabu (26/11) giliran Gelombang II Ditsamapta dengan 69 personel menyusul untuk memperkuat tim. Semua pasukan ini dipersenjatai dengan teknologi pendukung, mulai dari 50 HT Harris, drone pemantau wilayah, mobil Komob, dua mobil repeater, hingga jaringan Starlink supaya komunikasi di lapangan tetap lancar meski kondisi serba darurat.
Karoops Polda Sumut menegaskan kalau yang mereka kejar sekarang cuma satu hal kecepatan penanganan.
“Seluruh personel kami fokus melakukan pencarian, evakuasi, dan penyelamatan korban sesegera mungkin. Kondisi cuaca masih dinamis namun kami pastikan operasi tidak berhenti. Prioritas kami adalah keselamatan warga,” ujarnya.
Ia juga menegaskan komitmen Polri dalam misi kemanusiaan kali ini. “Kami turun bukan hanya untuk mengevakuasi, tetapi memastikan masyarakat mendapatkan tempat aman, bantuan logistik, dan pendampingan sampai situasi benar-benar pulih,” imbuhnya.
Di lokasi bencana, Polri terus melakukan pencarian terhadap warga yang tertimbun longsor, serta evakuasi korban banjir. Jalur yang tertutup material pun dijaga ketat, sambil didirikan posko darurat sebagai pusat informasi dan bantuan. Polri juga bahu-membahu dengan BPBD, Pemda, dan relawan supaya penanganan makin cepat dan risiko lanjutan bisa ditekan.
Tak hanya tenaga, Polri juga mengirim bantuan logistik berupa makanan, obat-obatan, pakaian, selimut, dan membuka dapur umum serta layanan medis cepat. Bahkan mereka melakukan pemetaan ulang wilayah rawan bencana buat antisipasi kejadian susulan. Semua dilakukan lewat koordinasi ketat dengan berbagai pihak supaya proses pemulihan berjalan cepat dan terukur.
Di tengah semua ini, Polri mengimbau warga agar tetap waspada, terutama yang tinggal di area lereng bukit, DAS, dan kawasan rawan longsor. Mereka menegaskan bahwa operasi kemanusiaan akan terus berjalan dengan satu prioritas: keselamatan warga di atas segalanya.





