
KUTIPAN – Di banyak tempat, gerakan hidup sehat sering kali terasa seperti lomba tujuhbelasan, ramai di awal, sepi di akhir. Begitu juga dengan Gerakan Keluarga Sehat, Tanggap, dan Tangguh Bencana (GKSTTB) yang digelar di berbagai daerah. Tapi, Bupati Kubu Raya Sujiwo tak ingin warganya terjebak pada rutinitas seremonial semata.
Dalam acara Penilaian/Pembinaan Desa/Kelurahan GKSTTB Tingkat Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2025 yang berlangsung di Gedung Baruga Ogie, Desa Sungai Raya Dalam, Senin (3/11/2025), Sujiwo dengan gaya khasnya menegaskan bahwa semangat hidup sehat tidak boleh berhenti di spanduk atau panggung penilaian.
“Jangan sampai saat ada penilaian kita baru bersih-bersih, namun setelah penilaian selesai perilakunya ditinggalkan. Jika itu terjadi, ini namanya kegagalan,” tegasnya.
Pernyataan itu terdengar seperti teguran lembut, tapi tepat sasaran. Sebab, di banyak kampung, pemandangan “bersih mendadak” menjelang lomba sudah seperti tradisi tahunan. Padahal, kata Sujiwo, hidup sehat itu tidak butuh modal besar, hanya kemauan untuk menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan.
Ia bahkan memberi contoh sederhana dari kesehariannya.
“Saya dan ibu di rumah sudah menanam sayur mayur seperti lalapan, jadi tidak perlu lagi membeli, tinggal petik di pekarangan rumah,” ujarnya sambil mencontohkan betapa mudahnya hidup sehat kalau dimulai dari hal kecil.
Gerakan seperti inilah yang, menurutnya, harus benar-benar dihidupkan oleh masyarakat. Tak perlu menunggu ada lomba atau tim penilai datang. Justru ketika semua sudah jadi kebiasaan, itu baru namanya sukses.
Karena itu, Sujiwo menegaskan pentingnya peran Tim Penggerak PKK untuk memastikan masyarakat bukan cuma tahu teori PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), tapi juga menerapkannya setiap hari. Ia tahu, perubahan perilaku tak bisa terjadi sendirian. Harus ada yang menggerakkan, menyemangati, dan mencontohkan.
“Berkaitan dengan dukungan pemerintah, kami memiliki prinsip bahwa kerja kolaborasi atau bersama-sama akan menghasilkan capaian yang jauh lebih baik,” pungkasnya.
Kalimat itu bukan sekadar basa-basi birokrasi. Di baliknya ada pesan moral yang relevan untuk semua: hidup sehat bukan proyek tahunan, melainkan warisan kebiasaan. Lagipula, tak ada salahnya kalau setiap rumah di Kubu Raya mulai punya kebun mini di halaman. Selain bikin segar mata, bisa juga bikin dompet sedikit lebih hemat. Karena, seperti kata Sujiwo, kadang kesehatan dan kemandirian tumbuh dari hal-hal yang sesederhana itu.


				
				
				
				
				
				
				

		
		
		
		
		
		
		
		
