
KUTIPAN – Senin (23/6) jadi hari ketiga pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist (STQH) ke XI tingkat Provinsi Kepulauan Riau 2025. Dan, seperti biasa, semakin ke dalam, suasana makin panas. Tapi bukan panas karena debat politik atau adu jargon kampanye, melainkan semangat suci para khafilah yang datang dari seluruh kabupaten dan kota se-Kepri.
Semua datang bukan cuma sekadar tampil, tapi untuk menang. Iya, menang. Juara umum. Itu target yang bikin seluruh rombongan peserta STQH ini tampil penuh semangat, dengan lantunan ayat suci yang tak hanya menggema di ruangan, tapi juga di dada masing-masing.
Contohnya dari Kabupaten Karimun. Aini, pendamping khafilah dari Karimun, memastikan bahwa delegasi yang mereka bawa bukan cuma datang untuk selfie di venue.
“Insyaallah, kalo keinginan pasti mau juara umum ya,” ujar Aini, dengan nada mantap tapi tetap santai di sela perlombaan cabang Hifzil Qur’an yang digelar di Masjid Raya Nur Ilahi Dompak.
Karimun optimis, dan begitu pula dengan Kota Tanjungpinang. Tak mau kalah semangat, Yandi, salah satu peserta dari Tanjungpinang, menyatakan bahwa perjuangan maksimal sudah mereka lakukan. Apapun hasilnya nanti, yang penting mereka tampilkan yang terbaik.
“Bismillah, kami sudah lakukan yang terbaik dan maksimal apapun hasilnya pasti terbaik pula,” ungkap Yandi, penuh harap dan keikhlasan.
Tapi cerita tak berhenti di situ. Dari arah seberang, Kota Batam datang bukan cuma dengan semangat, tapi juga sejarah. Tahun 2023 lalu, Batam keluar sebagai Juara Umum STQH X Provinsi Kepri yang digelar di Karimun. Jadi, tahun ini mereka punya beban sekaligus harapan: mempertahankan gelar.
Iqbal, perwakilan dari Batam, tidak berbasa-basi saat ditanya soal target mereka.
“Kami sudah berjuang, insyaallah yakin akan mempertahankan gelar Juara Umum STQH XI Kepri tahun ini lagi,” tegasnya mantap.
Dengan status “juara bertahan”, wajar kalau Batam merasa punya tanggung jawab lebih besar. Tapi itu juga yang bikin atmosfer STQH XI Kepri kali ini jadi lebih kompetitif. Semua daerah tampil all out, berbekal latihan panjang dan doa tanpa putus.
Di tengah persaingan ini, yang menarik bukan cuma siapa nanti yang naik podium tertinggi, tapi juga bagaimana ajang STQH ini menyatukan semangat anak-anak muda, penghafal Qur’an, dan penafsir Hadist dari berbagai penjuru Kepri. Ajang ini jadi wadah berharga untuk menunjukkan bahwa prestasi itu bisa dibangun dari lantunan ayat, bukan cuma dari deretan angka atau prestasi akademik biasa.
Sampai hari ketiga ini, semua masih terbuka. Karimun percaya diri, Tanjungpinang siap tempur, dan Batam mau hat-trick. Tapi, seperti kata para khafilah: apapun hasilnya, yang penting sudah maksimal. Dan kalau rezeki bilang “iya”, ya juara itu bonus dari langit.***
Editor: Husni Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
📌 facebook.com/linggapikiranrakyat
📌 facebook.com/kutipan.dotco