Oleh: Dea Sekar Kinanthi, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro
Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi Kutipan.co
Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki beraneka ragam nilai historis dan budaya. Unsur-unsur kebudayaan dan pariwisata di kota Semarang tergolong memiliki potensi yang sangat luar biasa dan banyak menarik minat wisatawan lokal atau internasional berkunjung ke kota yang dijuluki Kota Atlas ini, salah satu yang menjadi ciri khas kota ini ialah di sektor kuliner yang beragam.
Salah satu kuliner yang cukup dikenal luas yakni, Soto Semarang, dengan ciri khas bercita rasa pedas racikan bumbu sederhana namun memiliki rasa gurih yang fantastis. Soto Semarang memiliki karakteristik khas yang terletak pada kuahnya yang berwarna bening kecoklatan karena terbuat dari perpaduan bumbu sederhana, yaitu bawang putih dan kemiri.
Biasanya Soto Semarang disajikan diatas mangkuk porselin kecil yang berisikan nasi, ayam suwir, tauge, taburan bawang goreng dan daun bawang. Beberapa penikmat Soto Semarang biasanya akan menikmati soto semarang saat suhu udara lebih rendah, misalnya di pagi, sore, maupun malam hari.
Jika anda berkunjung ke Kota Semarang tepatnya berada diwilayah Jalan Gajah Birowo, Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang jangan lupa untuk mampir ke warung soto Pak Brengos. Warung soto ini sangat akrab dikenal oleh masyarakat sekitar, selain memiliki cita rasa yang gurih harga soto Pak Brengos sangat ramah di dompet.
Salah satu pengunjung warung Soto Pak Brengos, Rezza Maolya Setya Pratiwi mengaku, penikmat soto Pak Brengos sudah dari sejak dari kecil, untuk menikmati semangkuk soto Pak Brengos, wanita yang mengaku mahasiswi di Kampus Udinus (Universitas Dian Nuswantoro) rela mengendari sepeda motornya lebih kurang 20 menit hanya untuk menikmati soto Pak Brengos
Menurut mahasiswi jurusan ilmu komunikasi di Kampus Udinus ini gurihnya soto Pak Brengos sudah tidak lagi diragukan, meski tempatnya terbilang tidak luas namun soto Pak Brengos selalu ramai pengunjung.
“Saya dari Kampus Udinus, untuk kesini sekitar 20 menitan, soto Pak Brengos cukup dikenal luas oleh penikmat kuliner di wilayah sini,” ungkap Rezza, Selasa (17/07/2023).
Menurut mahasiswi berusia 19 tahun ini, warung soto Pak Brengos hari itu bukanya lebih lambat 15 menit dari biasanya, ketika ia sampai warung soto Pak Brengos kala itu belum buka, namun dikarenakan rasa racikan soto Pak Brengos sangat pas dilidahnya, ia rela harus mengunggu warung pak Brengos buka.
Lidah Reza sudah tak asing dengan racikan soto Pak Brengos, sebab sejak dari usia dini dirinya bersama orang tuanya sering berkunjung untuk menikmati ke soto Pak Brengos. Kala itu, kata Rezza warungnya masih berupa tenda dan tempatnya bisa dikatakan cukup sempit. Namun, para pengunjung tetap rela mengantre lama demi dapat menikmati semangkuk soto legendaris ini.
“Hari ini soto Pak Brengos bukanya agak telat, tadi sempat menunggu. Dari dulu lidah saya sudah tak asing dengan racikan soto Pak Brengos. Dulu warung ini masih kecil,” kata Rezza.
Saat ini, Pak Brengos telah meningkatkan tempat jualannya dan pindah tak jauh dari lokasi awal dan membuka tempat yang lebih luas. Hal itu dikarenakan menyikapi atas keluhan pengunjung yang sering tidak mendapatkan tempat duduk. Namun, hal ini masih saja mendapat perbincangan dari para penikmat soto Pak Brengos, karena tempat duduk di tempat yang baru ternyata masih sering tidak bisa menampung ledakan pengunjung dari pengunjung.
“Asal mula warung soto ini dinamakan soto Pak Brengos karena saya memiliki kumis tebal, sehingga disebut brengos oleh kebanyakan orang,” ungkap penjual soto Pak Brengos.
Pak Brengos mengungkapkan ia menggeluti usaha kuliner khususnya soto sejak tahun 1994, dalam menggeluti usaha kuliner Pak Brengos mengaku mengalami fase jatuh bangun dihadapinya. dapat bertahan hingga saat ini kata Pak Brengos kuncinya adalah konsisten, soal rasa, kualitas, dan niat dalam diri. Saat ini pak brengos sudah memiliki banyak pegawai yang membantu mengelola usahanya.
“Saat ini sudah 29 tahun, kuncinya konsisten menjaga cita rasa dan komitmen membangun usaha. Alhamdulillah saat ini saya sudah memiliki beberapa orang pekerja yang membantu mengelola soto ini,” kata Pak Brengos.
Selain soto, Pak Brengos juga menyediakan berbagai jenis minuman hangat dan dingin, sementara untuk teman semangkuk soto Pak Brengos juga menyediakan sate telur, sate usus, sate kerang, sate daging ayam, sate jeroan, serta gorengan seperti tempe bumbu, dan perkedel.
Untuk semangkuk soto dibandrol Rp8.000, lalu sate seharga Rp4.000 dan tempe Rp1.000 perpotong, lalu untuk minuman dibandrol sama dengan harga penjual kuliner lainnya tergantung jenis minuman yang dipesan.