KUTIPAN – Polres Batu bergerak cepat mengungkap kasus penembakan yang menewaskan seorang warga di Temas, Kota Batu. Polisi berhasil menangkap terduga pelaku berinisial MS (52), seorang warga Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Penangkapan dilakukan pada Kamis malam (10/10) di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Dalam pengembangan kasus, pelaku mengakui fakta mengejutkan. MS tidak hanya terlibat dalam satu penembakan, namun juga melakukan aksi serupa di lokasi berbeda sepekan sebelumnya.
Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranata, dalam konferensi pers pada Jumat (11/10), mengungkapkan bahwa pelaku telah melakukan penembakan di dua lokasi. “Pelaku menembak korban di dua lokasi berbeda, yang pertama di Wilayah Arhanud, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu pada Selasa (8/10). Korban berinisial AS (27), warga Desa Petingsari, Kecamatan Pandaan, Pasuruan, mengalami luka tembak di tangan,” ujar AKBP Andi Yudha.
Aksi penembakan kedua dilakukan pada Kamis (10/10), dengan korban seorang penjual bakso berinisial AS (38), yang tertembak di bagian dada kiri. Beruntung, nyawa korban masih bisa diselamatkan.
Pelaku Alami Halusinasi dan Tidak Mengenal Korban
Yang membuat kasus ini semakin kompleks, pelaku mengaku tidak mengenal para korbannya dan tidak memiliki dendam pribadi. “Pelaku mengatakan bahwa ia merasa dibayang-bayangi ketakutan atau halusinasi, sehingga kami akan mendalami kondisi mentalnya dengan bantuan tim ahli,” lanjut Kapolres Batu.
Pengakuan pelaku ini menambah dimensi baru dalam penyelidikan. Polisi berencana bekerja sama dengan ahli psikologi untuk memastikan kondisi mental MS dan apakah halusinasi yang disebut pelaku menjadi faktor utama tindakan penembakan tersebut.
Senjata Api Rakitan dari Media Sosial
Lebih lanjut, Kapolres Andi Yudha menjelaskan bahwa MS merakit senjata api yang digunakan dalam aksinya setelah mempelajari tutorial di media sosial. “Pelaku merakit senjata api rakitan dengan biaya sekitar Rp 2,7 juta setelah melihat konten di media sosial,” ujarnya.
Fakta bahwa pelaku bisa mendapatkan informasi untuk membuat senjata api melalui internet menimbulkan kekhawatiran baru bagi pihak kepolisian. Mereka menegaskan bahwa akan ada pengawasan lebih ketat terhadap konten yang dapat membahayakan masyarakat di media sosial.
Penelusuran Lebih Lanjut
Pihak kepolisian akan terus mendalami motif MS serta kondisi psikologisnya. Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat dan penegak hukum mengenai potensi bahaya penyebaran informasi berbahaya di internet. Selain itu, pengawasan terhadap senjata api ilegal dan rakitan menjadi fokus utama dalam penyelidikan lanjutan.
Kapolres Batu memastikan bahwa langkah preventif akan diperkuat guna mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.