
KUTIPAN – Ada yang lebih sunyi dari suara hutan yang ditebang. Yaitu, diamnya kita yang tak menanam. Tapi tidak di Dabo Singkep. Tidak pada Minggu pagi itu. Minggu, 20 April 2025, kawasan Implasement Dabo Singkep kembali menunjukkan denyutnya. Bukan oleh deru mesin atau keramaian pasar, tapi dari langkah kaki para penanam harapan. Jajaran Polres Lingga turun langsung ke tanah, memegang cangkul, menggenggam bibit, dan menanam pohon.
Aksi sederhana ini membawa pesan besar: masa depan harus dihijaukan. Di tengah krisis iklim yang kian terasa nyata, langkah ini menjadi bentuk nyata kepedulian institusi kepolisian terhadap lingkungan. Tidak hanya menjaga keamanan manusia, tapi juga menjaga harmoni dengan alam.
Wakil Bupati Lingga, Novrizal yang turut menyambut baik kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi secara terbuka.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Polres Lingga yang telah melakukan penanaman pohon di kawasan Implasement Dabo Singkep,” ucapnya dengan penuh harap.
Tanah yang dulu sibuk oleh geliat pertambangan, kini mulai disemai kembali dengan kehidupan. Kawasan Implasement Dabo menyimpan sejarah panjang aktivitas industri di masa lalu. Tapi waktu berganti, dan kini tanah itu sedang dihidupkan kembali — bukan oleh alat berat, tapi oleh akar dan daun-daun muda yang akan tumbuh dan melindungi.
Inisiatif Polres Lingga ini bukan yang pertama, namun menjadi momentum penting karena dilakukan di tengah minimnya ruang hijau di kawasan perkotaan. Pohon-pohon yang ditanam diharapkan bisa membantu menurunkan suhu, memperbaiki kualitas udara, sekaligus menjadi peneduh bagi generasi mendatang.

Lebih dari itu, aksi ini mengingatkan kita pada tanggung jawab kolektif.
Pelestarian lingkungan bukan hanya tugas dinas kehutanan. Bukan pula beban lembaga lingkungan semata. Ia adalah urusan bersama — pemerintah, aparat, dan masyarakat. Karena rusaknya lingkungan tak pernah pilih-pilih siapa yang akan terdampak. Maka menjaganya pun harus jadi urusan semua.
Penanaman pohon hari itu dilakukan dengan gotong-royong. Terlihat personel polisi bahu-membahu bersama warga dan perangkat daerah. Tidak ada sekat jabatan, yang ada hanyalah tekad yang sama: menanam masa depan.
Langkah kecil yang bisa menjadi gelombang perubahan, jika dirawat dengan konsistensi.
“Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan menjadi contoh bagi institusi lainnya. Kita semua punya tanggung jawab menjaga lingkungan,” sambung Wakil Bupati Lingga di sela kegiatan.
Akar-akar itu kini tertanam di tanah Implasement. Tapi harapan dan maknanya jauh lebih dalam. Karena sejatinya, yang tumbuh bukan hanya pohon, tapi juga kesadaran.
Di Dabo Singkep, pohon-pohon itu berdiri. Diam, tapi tidak bisu. Mereka berbicara dalam bahasa angin dan naungan. Menyampaikan pesan, bahwa bumi tak butuh pidato. Ia hanya butuh tindakan.
Lapoan: Yuanda Editor: Fikri