
KUTIPAN – Anggota DPRD Kota Batam, Yefri, menghadiri seremoni peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan Rumah Sakit Mayapada Apollo Batam Internasional Hospital (RS MABIH) pada Rabu (27/8/2025). Acara ini berlangsung di atas lahan seluas 1,68 hektare di Jalan RE Martadinata, Tanjung Pinggir, Sekupang, Batam—tak jauh dari RS BP Batam.
Yefri menegaskan dukungan penuh DPRD terhadap pembangunan rumah sakit berstandar internasional ini. Ia berharap kehadiran RS MABIH bisa menjadi solusi agar masyarakat Kepulauan Riau tidak lagi bergantung pada fasilitas kesehatan di Singapura atau Malaysia.
“Kita di DPRD sangat mendukung pembangunan rumah sakit ini dan mengharapkan prosesnya berjalan lancar agar segera beroperasi. Dengan adanya fasilitas kesehatan berstandar internasional di Batam, masyarakat Kepri dan sekitarnya tidak perlu lagi berobat ke Singapura atau Malaysia karena di sini sudah tersedia rumah sakit dengan fasilitas lengkap dan tenaga medis berkualitas tinggi,” ujar Yefri.
Prosesi peletakan batu pertama dipimpin oleh Kepala BP Batam Amsakar Achmad, Plt. Sekjen Dewan Nasional KEK Rizal Edwin Manansang, dan Presiden Komisaris Mayapada Healthcare Jonathan Tahir.
RS MABIH dan Visi KEK Kesehatan Batam
Lokasi pembangunan RS MABIH berada di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dan Kesehatan Internasional Sekupang. Amsakar Achmad menyebut groundbreaking ini menjadi langkah cepat setelah penetapan KEK pada 2024.
“RS Mayapada ini berstandar internasional. Kita optimis dapat menarik pasien luar negeri untuk berobat ke sini. Mayapada akan jadi destinasi baru bagi wisata kesehatan Batam,” kata Amsakar.
Green Hospital dengan Investasi Rp1 Triliun
RS MABIH dibangun melalui kolaborasi Mayapada Healthcare dan Apollo Hospitals India, dengan konsep green hospital rancangan HKS Singapore. Rumah sakit ini akan memiliki 11 lantai, 1 semi-basement, serta 250 tempat tidur.
Dengan nilai investasi lebih dari Rp1 triliun, rumah sakit ini ditargetkan rampung pada akhir 2027. RS MABIH juga akan menjadi rumah sakit internasional swasta pertama di KEK, menyusul Bali International Hospital milik pemerintah di KEK Sanur, Bali.
Upaya Menahan Kebocoran Devisa
Plt. Sekjen Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang, mengungkapkan bahwa hampir dua juta masyarakat Indonesia masih memilih berobat ke luar negeri dengan kebocoran devisa hingga Rp200 triliun per tahun.
“Kehadiran RS berstandar internasional di dalam negeri akan menjadi solusi untuk mengurangi fenomena tersebut, sekaligus bisa memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Rizal.
Kontribusi Swasta bagi Negeri
Presiden Komisaris Mayapada Healthcare, Jonathan Tahir, menegaskan bahwa kehadiran RS MABIH bukan hanya investasi di bidang kesehatan, melainkan juga investasi untuk masa depan bangsa.
“Kenapa di Batam, kami ingin menjawab tantangan dari Presiden RI Bapak Prabowo Subianto bahwa bagaimana kami swasta bisa berkontribusi bagi negeri menahan devisa keluar dimana banyak orang Indonesia berobat ke luar negeri, beralih memilih berobat di dalam negeri, khususnya di Batam,” ujar Jonathan.