
KUTIPAN – Kalau diibaratkan, hidup di tengah lingkungan rawan preman itu seperti mau ngopi sore tapi ada suara klakson tiga detik sekali. Gimana mau nyaman? Nah, demi menciptakan suasana yang lebih manusiawi untuk warga Kalimantan Selatan, Polda Kalsel turun tangan serius.
Dalam operasi bertajuk “Operasi Kepolisian Sikat 1 Intan”, yang digelar di 13 kabupaten/kota, polisi berhasil meringkus 135 tersangka. Barang bukti? Jangan ditanya. Dari yang ringan sampai yang berat, semua diamankan.
Kapolda Kalsel, Irjen Rosyanto Yudha Hermawan, menjelaskan bahwa fokus operasi ini bukan cuma sekadar razia-raziaan seremonial. “Sasaran daripada operasi adalah praktik-praktik premanisme yang mengganggu masyarakat dan kelompok masyarakat yang melakukan pungutan liar, mabuk-mabuk yang mengganggu aktivitas masyarakat lain,” tegasnya dalam konferensi pers, Jumat (9/5/2025).
Kalau dipikir-pikir, premanisme itu memang seperti hama di kebun. Sedikit-sedikit kalau dibiarkan, tahu-tahu panen gagal. Aktivitas masyarakat pun terganggu, sistem perekonomian juga bisa rontok perlahan. Polda Kalsel paham betul hal ini. Makanya operasi ini digelar dengan misi jangka panjang: biar ekonomi tetap jalan dan warga bisa beraktivitas tanpa was-was.
“Kita akan tetap melaksanakan kegiatan pemberantasan premanisme agar masyarakat bisa melaksanakan aktivitas dengan aman dan nyaman serta investasi di Kalsel bisa tetap berjalan,” lanjut Kapolda Yudha.
Menariknya, banyak dari para tersangka ini bukan ditangkap setelah beraksi, melainkan sebelum sempat berbuat ulah. Artinya, Polda dan jajaran polres betul-betul pasang radar tinggi untuk mencegah keributan sebelum sempat meletus.
“Sebagian besar mereka kita tangkap sebelum melakukan kegiatannya,” ungkap Yudha. Pendekatan ini seperti memadamkan api saat masih asap. Bukan cuma reaktif, tapi juga proaktif.
Lebih lanjut, Kapolda juga menekankan bahwa seluruh polres di bawah naungan Polda Kalsel sudah diminta untuk tetap siaga. Pencegahan aksi premanisme diharapkan jadi refleks, bukan sekadar rutinitas musiman.
Kehadiran polisi yang aktif seperti ini tentu menjadi angin segar, apalagi bagi calon investor yang mau menanamkan modal di Kalimantan Selatan. Rasa aman adalah salah satu faktor utama dalam menentukan apakah sebuah daerah layak untuk ditanami investasi besar.
Mungkin selama ini banyak yang mengira urusan premanisme itu cuma soal ketertiban umum. Padahal lebih luas dari itu: menyangkut pertumbuhan ekonomi, keberlangsungan bisnis, dan kesejahteraan masyarakat.
Operasi Sikat 1 Intan membuktikan bahwa keamanan sosial bukan cuma urusan seragam cokelat, tapi urusan semua orang yang pengin hidup tenang dan sejahtera.
Editor: Fikri
Disclaimer: Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.
Untuk informasi beragam lainnya, kutip kami di channel WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VancJwh96H4ZVUpqeI2A atau https://whatsapp.com/channel/0029VaiC5KU65yDImom42a11