
KUTIPAN – Biasanya kalau rapat soal anggaran daerah, yang disorot ya soal belanja. Tapi kali ini, Wakil Bupati Lingga, Novrizal, memilih bicara tentang pendapatan. Lebih spesifik lagi: pendapatan asli daerah (PAD) yang—kalau meminjam istilah warung kopi—masih banyak “potensi tidur” alias belum digarap maksimal.
“Ada beberapa potensi yang belum termanfaatkan agar dibuat,” kata Novrizal.
Ia kemudian mencontohkan langsung: “Contohnya di Dinas Perhubungan terkait dengan titik-titik retribusi parkir di tepi jalan umum yang belum maksimal, kemudian terkait juga dengan parkir khusus,” lanjutnya.
Pernyataan itu disampaikan usai Novrizal memimpin rapat koordinasi PAD bareng sejumlah kepala dinas di Kantor Bapenda, Rabu 25 Juni 2025. Dan jelas dari awal, ini bukan sekadar rapat basa-basi atau laporan kinerja template. Ini rapat strategi, evaluasi, sekaligus ajakan gotong royong untuk ngangkat PAD bareng-bareng.
Agenda utama rapat ini memang bicara soal strategi optimalisasi PAD, terutama dari sektor pajak daerah dan retribusi. Setiap perangkat daerah yang punya peluang mencetak cuan daerah diminta tampil: bawa data capaian, proyeksi, plus strategi konkret.
Yang menarik, ini bukan cuma ajang laporan. Tapi juga jadi forum kesepakatan bersama, di mana Wabup dan para pimpinan OPD harus duduk bareng buat menyusun target yang realistis tapi tetap progresif. Kenapa? Karena kata Novrizal sendiri, “PAD ini bukan hanya urusan Bapenda, tapi urusan kita bersama.”
Kalau biasanya rapat hanya satu sesi habis waktu dan energi, yang ini dibagi dua hari dengan pembagian instansi yang cukup rapi.
Hari Pertama: 25 Juni 2025
Instansi yang dipanggil di hari Rabu antara lain:
-
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM
-
Dinas Perhubungan
-
Dinas Lingkungan Hidup
-
Dinas Kebudayaan
-
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
-
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Setiap kepala dinas bawa rombongan: minimal pejabat eselon III. Tujuannya jelas, menyampaikan estimasi target pendapatan dan menggali peluang retribusi dari sektor masing-masing.
Hari Kedua: 26 Juni 2025
Hari Kamis giliran instansi ini yang duduk manis di Kantor Bapenda:
-
Dinas Kesehatan
-
Dinas Pariwisata
-
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
-
Dinas Penanaman Modal dan PTSP
-
Dinas Perikanan
-
Dinas Komunikasi dan Informatika
-
RSUD Dabo dan RSUD Encek Maryam
Bukan hanya kepala dinas yang hadir, tapi juga pejabat eselon III dan IV, plus para direktur rumah sakit daerah. Jadi lengkap, dari sektor pariwisata sampai rumah sakit pun disisir.
Semua masukan dan data dari dua hari rapat ini nantinya akan dijadikan dasar penyusunan perubahan anggaran tahun berjalan. Lebih dari itu, juga jadi bahan evaluasi buat OPD: siapa yang cuma jago program, siapa yang juga bisa jadi “penggerak pendapatan”.
“Kami ingin memastikan semua OPD memiliki kontribusi jelas terhadap PAD, bukan hanya sebagai pelaksana program, tapi juga sebagai penggerak pendapatan,” kata Novrizal mantap.
Yang jelas, pesan tersirat dari rapat ini adalah kerja kolaboratif. Soal PAD tidak bisa lagi diserahkan sepenuhnya ke Bapenda. Semua OPD, bahkan rumah sakit sekalipun, harus ambil bagian. Bukan hanya soal mencari celah retribusi atau parkir khusus, tapi juga mengubah cara pikir soal kemandirian fiskal.
Kalau daerah bisa mandiri secara fiskal, program bisa jalan tanpa terlalu tergantung pada dana pusat. Dan itulah mimpi besar yang sedang dirangkai dari ruang rapat Bapenda Lingga, satu OPD, satu strategi, satu tujuan.
Laporan: Yuanda Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
https://www.facebook.com/linggapikiranrakyat/
https://www.facebook.com/kutipan.dotco/