
KUTIPAN – Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang, Rustam, S.K.M., M.Si., menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Febry Ayunindi (4), balita warga Kampung Bugis yang dirawat di RSUP Raja Ahmad Tabib. Menurut dugaan, keterlambatan penanganan medis dan rujukan menjadi faktor penyebab kejadian yang sangat disayangkan ini.
Rustam menyampaikan, pihaknya turut merasakan kesedihan yang mendalam bersama keluarga yang ditinggalkan. “Kami sangat berduka cita dan turut merasakan kesedihan keluarga Febry. Semoga insiden yang tidak kita kehendaki ini menjadi yang terakhir, serta menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk terus memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan masyarakat,” kata Rustam pada Rabu (5/3).
Rustam mengungkapkan kronologi penanganan medis yang dilakukan Puskesmas Kampung Bugis sejak pertama kali pasien datang. Balita tersebut tiba dengan keluhan mencret, muntah, dan demam 37,5 derajat. Setelah diperiksa, pasien masih sadar penuh dan diberikan oralit serta obat penurun panas, dengan saran jika kondisi tidak membaik, segera diperiksa kembali.
Sekitar pukul 14.00, kondisi pasien tidak kunjung membaik dan orang tuanya kembali membawa anaknya ke Puskesmas. Dengan kondisi yang terlihat semakin lemas, pasien langsung dirujuk ke IGD. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, pasien mengalami penurunan kesadaran dan kejang, sehingga diberikan oksigen, obat kejang, dan obat demam.
“Sekitar pukul 14.20, kondisi pasien semakin memburuk. Puskesmas terus memberikan penanganan medis, dan pukul 14.38 mulai menghubungi RSUD Tanjungpinang, namun beberapa kali panggilan telepon tidak berhasil,” lanjut Rustam.
Pada pukul 15.20, pihak Puskesmas akhirnya berhasil menghubungi RSUD Tanjungpinang, yang kemudian menyarankan agar pasien dirujuk ke RSUP Raja Ahmad Tabib, mengingat RSUD tidak memiliki fasilitas CPAP. Namun, proses rujukan ke RSUP RAT tak berjalan lancar. Beberapa kali panggilan telepon ke RSUP RAT tidak diangkat hingga pukul 15.56. Puskesmas kemudian mengirimkan informasi lebih lanjut, namun tanggapan dari pihak RSUP RAT baru diterima pada pukul 17.24.
Rustam menjelaskan bahwa meskipun ada keterlambatan komunikasi, pihak Puskesmas sudah melakukan penanganan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
“Kami tidak ingin menyalahkan siapapun dalam kejadian ini. Puskesmas sudah melaksanakan SOP yang ada, dan seluruh tindakan medis tercatat. Komunikasi dengan RSUD dan RSUP RAT juga tercatat. Kami mengungkapkan bela sungkawa yang mendalam dan memahami kesedihan yang dirasakan keluarga,” ujarnya.