KUTIPAN – Kabupaten Lingga kembali mencatatkan langkah maju dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur penting. Bupati Lingga, Muhammad Nizar, S.Sos, pada Selasa lalu, 26 November 2024, meresmikan proyek optimalisasi pemanfaatan Embung Gemuruh.
Proyek yang mencakup pemasangan pipa sepanjang 9,7 kilometer ini didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, dengan tujuan utama meningkatkan kapasitas distribusi air hingga 10 liter per detik selama 24 jam penuh.
Dalam sambutannya, Bupati Nizar menegaskan bahwa proyek ini merupakan wujud nyata perhatian pemerintah pusat terhadap kebutuhan masyarakat Lingga, khususnya terkait irigasi pertanian dan distribusi air bersih.
“Ini adalah amanat Presiden, di mana kebutuhan masyarakat harus dijadikan prioritas. Dengan adanya optimalisasi ini, kita harapkan lahan-lahan tidur dapat dihidupkan kembali, dan para petani bisa mengolah lahan mereka dengan baik,” ujar Nizar.
Optimalisasi Embung Gemuruh menjadi langkah strategis dalam mendukung pertanian yang selama ini kurang produktif akibat keterbatasan irigasi. Air yang sebelumnya hanya mampu didistribusikan 2–3 jam per hari kini mengalami peningkatan signifikan hingga 8–10 jam per hari, berkat perbaikan pipa yang menelan anggaran sekitar Rp12 miliar.
Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi atas berbagai kendala yang dihadapi para petani, termasuk lahan yang kurang produktif.
Nizar juga menyoroti pentingnya kerja sama semua pihak dalam menyukseskan proyek ini. “Kita perlu kolaborasi antara masyarakat, pemangku kepentingan, dan pemerintah daerah untuk mengatasi tantangan di lapangan, seperti pohon besar yang menghambat pengolahan lahan,” tambahnya.
Dalam pelaksanaannya, proyek ini mendapat dukungan penuh dari Balai Wilayah Sungai (BWS) 4 Kota Batam dan PDAM Lingga. Bupati Nizar memberikan apresiasi kepada kedua lembaga tersebut atas dedikasi dan kerja keras mereka dalam menyelesaikan proyek ini.
Direktur Utama PDAM Lingga, Irfan, mengungkapkan dampak positif yang sudah dirasakan masyarakat sejak proyek ini selesai.
“Daerah yang sebelumnya rawan kekurangan air kini dapat menikmati distribusi air lebih dari 10 jam per hari. Kualitas dan kuantitas air meningkat signifikan,” jelas Irfan.
Beberapa wilayah yang sebelumnya mengalami krisis air bersih, seperti Sungai Lumpur, Sekop Laut, Kampung Boyan, dan Kebun Nyiur, kini mendapatkan pasokan air yang lebih baik.
PDAM Lingga juga berencana menambah bak penampungan air untuk menjangkau lebih banyak wilayah dan memastikan keberlanjutan distribusi air bersih di masa mendatang.
Proyek optimalisasi ini tidak hanya meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih, tetapi juga membuka peluang besar di sektor pertanian. Dengan irigasi yang memadai, petani di Kabupaten Lingga dapat lebih mudah mengelola lahan mereka, meningkatkan hasil panen, dan membuka peluang ekonomi baru.
“Manfaat pembangunan ini tidak hanya dirasakan saat ini, tetapi juga di masa depan. Dengan dukungan semua pihak, fasilitas ini akan terus berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Lingga,” kata Irfan.
Meskipun optimalisasi ini telah menunjukkan hasil yang positif, Bupati Nizar menyebutkan masih ada tantangan yang harus dihadapi, seperti menjaga kualitas air dan meningkatkan efisiensi distribusi. Ia menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus mendukung keberlanjutan fasilitas ini.
Proyek ini menjadi tonggak penting dalam pembangunan infrastruktur dasar di Kabupaten Lingga. Dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BWS, dan masyarakat, optimalisasi Embung Gemuruh diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi kebutuhan air bersih dan pengembangan sektor pertanian di Lingga.
Sebagai bagian dari visi pembangunan yang berkelanjutan, proyek ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi Lingga untuk masa depan yang lebih cerah.
Optimalisasi Embung Gemuruh adalah bukti nyata bahwa kemajuan bisa dicapai dengan kerja sama dan komitmen bersama.(Yuanda/Rzy)