
KUTIPAN – Setiap mendekati Iduladha, ada saja cerita seru dari program-program kurban di berbagai daerah. Di Kota Tanjungpinang, misalnya, program tabungan kurban Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi satu tradisi tahunan yang tetap berjalan dengan semangat penuh.
Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat, dengan mantap mengumumkan, “Kebutuhan sapi dari tabungan kurban ASN sudah tercapai. Nanti, inilah yang akan kita distribusikan,” ucapnya, Jumat (9/5/2025). Jadi, buat ASN yang udah rutin ikut iuran, boleh bernapas lega: sapi-sapi hasil jerih payah itu tidak hanya gemuk, tapi juga siap disalurkan.
Program ini bukan program baru. Zulhidayat menjelaskan, program tabungan kurban ASN adalah agenda rutin yang sudah jalan sejak beberapa tahun lalu. Sistemnya sederhana: para ASN menyisihkan sedikit dari gaji untuk ditabung, dan saat Iduladha tiba, tabungan itu dikonversi jadi hewan kurban. Praktis, transparan, dan yang penting: terasa gotong royongnya.
Berdasarkan laporan terakhir, jumlah sapi yang terkumpul tahun ini masih sesuai dengan capaian tahun-tahun sebelumnya. “Nanti, menjelang hari H, kita akan launching angka pastinya,” pungkas Zulhidayat, sambil melemparkan janji kecil yang bikin penasaran soal berapa banyak sapi yang bakal dibagikan.
Kalau dipikir-pikir, program seperti ini sebenarnya cerdas. Selain menguatkan solidaritas ASN, tabungan kurban juga memastikan bahwa masjid dan musholla di Tanjungpinang nggak kekurangan hewan kurban. Ibarat kata, semua dapat bagian, semua ikut senang.
Menariknya, distribusi hewan kurban dari tabungan ASN ini tidak tebang pilih. Pemko memastikan pembagiannya merata ke berbagai masjid dan musholla, bukan hanya ke tempat-tempat yang “nampak gede” saja. Prinsipnya, makin banyak yang merasakan manfaat, makin beres misi sosialnya.
Buat ASN sendiri, tabungan kurban ini semacam cara untuk tetap berkurban tanpa harus pusing menyiapkan dana besar sekaligus. Sedikit-sedikit dipotong tiap bulan, tahu-tahu sudah cukup buat seekor sapi. Logis dan praktis. Bahkan buat yang kadang merasa “nggak ada sisa gaji”, tetap bisa ikut berkurban tanpa berat hati.
Di balik kesuksesan program ini, ada filosofi sederhana: kurban itu bukan sekadar menyembelih hewan, tapi juga soal solidaritas sosial dan mempererat hubungan antarmanusia. Sesuatu yang makin relevan di zaman sekarang, di tengah rutinitas kerja yang kadang bikin lupa esensi berbagi.
Kalau semua daerah meniru sistem tabungan kurban seperti di Tanjungpinang ini, mungkin jumlah hewan kurban tiap tahun akan lebih merata. Mungkin, juga, tidak akan ada lagi kisah masjid-masjid di pelosok yang hanya dapat satu kambing untuk disembelih ramai-ramai.
Bagaimanapun, langkah Pemko Tanjungpinang ini patut diacungi jempol. Program jalan terus, distribusi siap dilakukan, ASN juga tetap bisa tersenyum saat Iduladha nanti. Tinggal menunggu berapa total sapi yang bakal diumumkan menjelang hari H. Semoga bukan cuma angka, tapi juga makna yang makin dalam.
Untuk info beragam lainnya, ikuti channel WhatsApp kami di:
https://whatsapp.com/channel/0029VancJwh96H4ZVUpqeI2A atau
https://whatsapp.com/channel/0029VaiC5KU65yDImom42a11
Editor: Fikri Disclaimer: Laporan ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan.