
KUTIPAN – Laut itu bukan tempat buang dosa, apalagi buang plastik. Dan ini bukan quotes dari aktivis lingkungan, tapi jadi semangat yang dibawa Polres Lingga saat gelar aksi bersih-bersih pantai di Desa Tanjung Harapan, Selasa (17/6/2025).
Kegiatan ini digelar dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79. Tapi jangan bayangin acara penuh barisan rapi dan pidato panjang lebar. Yang satu ini beda. Puluhan personel Polri, aparat desa, komunitas lingkungan, dan warga sekitar turun langsung ke garis pantai. Tangan kotor? Sudah pasti. Tapi niatnya bersih: mau selamatkan laut dari tumpukan sampah yang makin jadi-jadi.
Wakapolres Lingga, Kompol Andi Sutrisno, menyampaikan pesan yang makjleb buat siapa saja yang masih mikir buang sampah ke laut itu hal kecil. “Laut bukan sekadar ruang hidup bagi masyarakat pesisir, tapi juga urat nadi kehidupan bangsa,” tegasnya.
Ini bukan kalimat manis untuk media, tapi pengingat bahwa laut itu nyambung ke nasi yang dimakan sehari-hari. Kalau laut rusak, ikan habis, nelayan megap-megap, siapa yang rugi? Ya kita juga.
Kompol Andi juga bilang kalau Hari Bhayangkara bukan cuma momen buat refleksi institusi, tapi kesempatan buat Polri nunjukin kalau mereka juga peduli dengan isu-isu yang lebih luas. “Polri bukan hanya penegak hukum, tapi juga pelindung dan pengayom masyarakat yang memiliki tanggung jawab moral terhadap keberlangsungan alam dan kehidupan,” tambahnya.
Dan ternyata aksi ini bukan cuma keren di atas kertas. Masyarakat setempat menyambut hangat, bahkan ikut turun tangan. Komunitas pecinta lingkungan yang biasanya bergerak sendiri, kali ini dapat panggung dan dukungan dari institusi besar. Sinergi, katanya.
Di tengah segala macam kabar buruk soal pencemaran laut, aksi seperti ini jadi semacam oase. Bahwa masih ada yang peduli. Bahwa bersih-bersih bukan cuma tanggung jawab petugas kebersihan, tapi tugas kita semua.
Karena pada akhirnya, laut yang bersih hari ini, adalah kehidupan yang masih bisa dinikmati anak cucu besok.***
Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.