
KUTIPAN – Kasus pelemparan bahan peledak yang diduga bom ikan (Bondet) di rumah Kusairi (53) warga Dusun Timur Kelurahan Nyablu Daya Kecamatan Pamekasan, berhasil diungkap oleh Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur.
Hal itu seperti disampaikan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat ( Kabidhumas) Polda Jawa Timur Kombes Pol Dirmanto saat menggelar konferensi pers di Gedung Bidhumas Polda Jawa Timur pada, Jumat 23 February 2024.
Polisi berhasil mengamankan tiga orang terduga pelaku yang memiliki peran berbeda saat melakukan aksi lempar bondet di rumah Kusairi (53) yang merupakan sebagai Ketua KPPS Desa Nyalabu Daya Kecamatan Pamekasan pada Pemilu 2024.
“Tiga orang yang diduga kuat sebagai pelaku pada kasus pelemparan bahan peledak ini mempunyai peran yang berbeda,” ujar Kombes Pol Dirmanto
Ketiganya lanjut Kombes Pol Dirmanto merupakan warga Pamekasan yaitu inisial A (30) yang diduga berperan sebagai otak peledakan, tersangka S (38) berperan sebagai eksekutor, dan tersangka AR (30) sebagai penjual dan pembuat bahan peledak jenis mercon.
“Hasil penyidikan motif dari tersangka ini adalah balas dendam karena menduga korban Feri anak dari Kusairi ketua KPPS adalah mata-mata polisi dalam kasus narkoba,” kata Dirmanto.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jatim, Kombes Pol Totok Suharyanto, menjelaskan motif yang dilakukan tersangka adalah balas dendam, pada tahun 2019 tersangka A (30) yang merupakan otak peledakan bondet itu pernah ditangkap Polisi terkait kasus Narkoba di Polres Pamekasan.
“Jadi ini tidak ada kaitannya dengan Politik, tetapi yang bersangkutan mencurigai bahwa anak korban (Kusairi) yang juga anak Ketua KPPS ini pernah menginformasikan kepada Polres Pamekasan terkait keterlibatan tersangka A (30) dengan Narkoba,” terang Kombes Totok.
Lebih lanjut, Kombes Pol Totok mengatakan, tersangka S mendapat upah 500 ribu rupiah dalam melakukan aksi tersebut.
Sementara tersangka A (30) Kombes totok melanjutkan, membeli bom yang diduga jenis Bondet tersebut dengan harga Rp150 ribu mendapatkan empat Bondet dari tersangka A-R.
Terhadap dua tersangka lanjut Kombes Totok dikenakan pasal 1 ayat satu, undang- undang 12 Tahun 51 dan atau Pasal 170 KUHP.
“Sedangkan tersangka A-R kita kenakan pasal 1 ayat 1, undang-undang 12 Tahun 51 berkaitan dengan undang-undang darurat. Ancaman pidana 20 tahun,” pungkasnya.(Idrus)