
KUTIPAN – Polda Sulawesi Selatan berhasil mengungkap dua kasus besar yang merugikan masyarakat, yakni penyalahgunaan pupuk bersubsidi dan peredaran narkoba. Kapolda Sulsel Irjen Pol. Yudhiawan memimpin langsung konferensi pers yang digelar di Mako Polres Sidrap pada Rabu (19/2/2025). Konferensi ini juga diikuti dengan pemusnahan barang bukti hasil pengungkapan kasus tersebut.
Turut hadir dalam konferensi pers tersebut, Irwasda Kombes Polda Sulsel Pol Ai Afriandi, Kabid Humas Kombes Pol. Didik Supranoto, Kabidpropam Kombes Pol Zulham Effendi, dan Kapolres Sidrap AKBP Fantry Taherong.
Dalam kasus penyalahgunaan pupuk bersubsidi, pihak kepolisian mengamankan barang bukti sebanyak 4 ton pupuk yang terdiri dari berbagai jenis, antara lain 21 karung pupuk Urea, 19 karung pupuk NPK Phonska, serta 74 karung pupuk tambahan. Pihak kepolisian juga berhasil menyita 1 unit truk yang digunakan untuk mengangkut pupuk tersebut.
Dua orang tersangka dalam kasus ini, LK. HJ (52), seorang Kepala Dusun dan anggota kelompok tani Sipakainge-Mamminasae, serta LK. AS (62), seorang pekerja kebun yang bertindak sebagai pembeli pupuk, telah ditahan. Mereka dijerat dengan Pasal 6 ayat (1) huruf b jo. Pasal 1 subs 3e UU Darurat RI No. 7 Tahun 1955 tentang Pengusutan, Penuntutan, dan Peradilan Tindak Pidana Ekonomi serta pasal-pasal dalam Permendag No. 04 Tahun 2023 dan Perpres RI No. 15 Tahun 2011 dengan ancaman pidana penjara maksimal dua tahun.
Di sisi lain, Polda Sulsel juga berhasil mengungkap jaringan peredaran narkoba dengan menyita barang bukti sebanyak 4.200 butir pil ekstasi berlogo love warna coklat dan 4,611 kg sabu-sabu yang dikemas dalam 91 sachet besar. Lima orang tersangka yang terlibat dalam kasus ini ditangkap di tiga lokasi berbeda, dengan total nilai barang bukti mencapai Rp 8,89 miliar.
Tersangka yang ditangkap antara lain LK. MH (22) dan LK. AL (20), yang ditemukan dengan barang bukti 10 butir ekstasi. Kemudian, LK. MA (30) dan LK. AH (27) yang menyimpan dua sachet yang diduga berisi ekstasi. Sementara, LK. HMN (25), yang ditangkap di Jalan Poros Pinrang-Polmas, Kelurahan Bungi, Kabupaten Pinrang, kedapatan membawa 4,611 kg sabu-sabu.
Kelima tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) subs Pasal 112 ayat (2) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup, atau pidana penjara minimal lima tahun dan maksimal 20 tahun, serta denda minimal Rp 10 miliar.
Kapolda Sulsel menegaskan bahwa pihak kepolisian akan terus bekerja keras dalam memberantas peredaran narkoba dan penyalahgunaan pupuk bersubsidi demi melindungi masyarakat dari dampak buruk yang ditimbulkan oleh kedua kejahatan tersebut.
“Kami berkomitmen untuk menindak tegas segala bentuk tindak pidana, khususnya yang merugikan masyarakat luas. Dengan pengungkapan kasus ini, kami berharap bisa memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut mendukung pemberantasan narkotika dan penyalahgunaan pupuk bersubsidi,” ujar Irjen Pol. Yudhiawan.