
KUTIPAN – Percaya sama teman itu mulia, tapi kalau kebablasan, kadang malah berakhir laporan ke polisi. Seperti yang dialami IW, warga Cikalanggirang, Kelurahan Kahuripan, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Cerita bermula Jumat pagi (25/4/2025) saat IW dan temannya, TW, berangkat barengan naik motor Fazzio hitam milik IW menuju Kota Tasikmalaya. Namanya juga teman deket, ngobrol, mampir beli es kelapa muda di daerah BKR, suasananya santai.
Tapi, dari suasana santai itu, nasib langsung berubah.
“TW pinjam motor saya dengan alasan mau jemput konsumennya yang mau jual emas,” kata IW.
Karena percaya, IW menyerahkan kunci motor begitu saja. Tanpa syarat, tanpa surat perjanjian. Hanya bermodal rasa percaya.
Satu jam berlalu. Dua jam berlalu. Sampai sore pun motor tak kembali. Telepon ke TW? Zonk. Nomor tidak aktif. WhatsApp? Cuma centang satu. Kalau kata anak sekarang: gaslighting detected.
Anehnya, selang beberapa waktu, istri TW malah sibuk menghubungi IW, sok-sok nanya keberadaan suaminya.
“Saya menduga istrinya juga kerjasama,” jelas IW sambil menyusun mozaik kecurigaannya.
Bahkan saat IW mengancam mau melapor ke polisi, tiba-tiba istri TW menunjukkan tangkapan layar obrolannya dengan TW, seolah mau membantu: katanya motor IW “dititipkan” ke salah satu anggota ormas di Cipatujah.
Motor? Titip? Anggota ormas?
Cerita ini mulai terdengar lebih absurd dari sinetron prime time.
Tak mau dipermainkan lebih jauh, IW akhirnya mengambil langkah hukum. Ia melaporkan TW ke Polres Tasikmalaya Kota, berharap polisi segera menangkap pelaku sekaligus menemukan motornya yang hilang bersama harga diri.
“Saya berharap pihak kepolisian segera menemukan motor saya dan menangkap TW dan pelaku lainnya,” tutup IW, penuh harap.
Hingga berita ini ditulis, polisi masih melakukan penyelidikan. Sementara itu, motor Fazzio warna hitam dengan nomor polisi Z 4497 HAF entah sedang dipakai keliling di mana.
Kadang, pengkhianatan itu datang bukan dari orang asing, tapi dari yang akrab disapa “teman”.
Kasus ini ngajak berpikir ulang: kalau soal harta benda, rasa percaya memang penting, tapi secangkir waspada itu jauh lebih menyelamatkan. Karena sekali lengah, motor hilang, percaya pun ikut raib.
Laporan: Chandra | Editor: Fikri