
KUTIPAN – Suasana penuh semangat mewarnai rapat persiapan Penyengat Heritage Fest 2025 pada Kamis (4/9/2025) di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Kepri. Festival yang akan digelar 12–14 September 2025 ini bukan hanya ajang hiburan, tetapi juga simbol kolaborasi lintas instansi, masyarakat lokal, hingga aparat keamanan.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Hasan, menegaskan, “Event ini adalah kebanggaan kita bersama. Penyengat Heritage Fest 2025 bukan hanya festival, tapi juga simbol kolaborasi seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan pihak keamanan untuk menghadirkan wajah baru pariwisata Kepulauan Riau.”
Kapan dan di Mana Penyengat Heritage Fest 2025 Digelar?
Festival akbar ini akan berlangsung pada 12–14 September 2025 di Pulau Penyengat, Tanjungpinang. Pulau bersejarah ini kini ditetapkan sebagai pilot project Pariwisata Regeneratif, menjadikannya salah satu magnet wisata budaya sekaligus berkelanjutan di Indonesia.
Apa Saja Agenda Utama Festival?
Rangkaian acara memadukan tradisi Melayu, olahraga, dan hiburan modern, semuanya melibatkan masyarakat lokal:
Lomba Nyuluh (12 September, Pantai Kampung Bulang): perlombaan menombak ikan tradisional yang diikuti 30 peserta.
Lurah Penyengat menegaskan, “Masyarakat Pulau Penyengat sangat antusias menyambut event ini. Kami percaya, melalui lomba tradisi seperti Nyuluh, budaya lokal akan semakin dikenal dan membawa berkah ekonomi bagi warga.”
Lomba Gasing (12–13 September, depan Gedung Tabib): 70 peserta, termasuk dari Kalimantan, Jambi, dan Riau. Babak penyisihan pada 12 September, final pada 13 September.
Penyengat Night Run 5 KM (13 September, malam hari): wisata olahraga dengan fasilitas kapal pompong gratis.
Basarnas Tanjungpinang menegaskan kesiapan penuh, “Kami akan siaga sepanjang kegiatan Night Run. Life jacket tersedia di setiap kapal pompong, dan tim Basarnas akan mengawal ketat demi keselamatan peserta.”
Tak ketinggalan, penampilan musisi Malaysia Roger Kajol akan menambah kemeriahan di panggung hiburan malam.
Mengapa Festival Ini Penting untuk Kepri?
Festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi penggerak ekonomi lokal dan penjaga warisan budaya Melayu. Pulau Penyengat menjadi ikon Pariwisata Regeneratif—konsep yang menekankan keberlanjutan lingkungan, keterlibatan masyarakat, dan manfaat ekonomi. Hasan menegaskan, “Dengan spirit regeneratif, pariwisata Kepri tidak hanya mengundang wisatawan untuk berkunjung, tetapi juga meninggalkan jejak kebaikan: ekonomi bergerak, budaya terjaga, dan lingkungan lestari.”