Menteri Transportasi Jepang, Tetsuo Saito, merilis transkrip komunikasi antara menara pengontrol lalu lintas udara Bandara Haneda dengan pesawat Japan Airlines (JAL) JAL516 dan pesawat Japan Coast Guard selama empat menit sebelum kecelakaan tragis terjadi pada Rabu (3/1/2024).
Dalam transkrip tersebut dikutip dari CNNIndonesia, terungkap bahwa pesawat Japan Coast Guard belum diizinkan untuk lepas landas.
Pesawat Japan Airlines JAL516 dan pesawat Japan Coast Guard, tipe Bombardier Dash-8, bertabrakan di landasan pacu Bandara Haneda, mengakibatkan kebakaran hebat.
Saat insiden terjadi, JAL516 hendak mendarat setelah penerbangan dari Bandara New Chitose Hokkaido, sementara pesawat Japan Coast Guard akan terbang ke Prefektur Niigata untuk membawa bantuan bagi korban gempa.
Menurut transkrip resmi, pesawat Japan Coast Guard baru diinstruksikan untuk “taxi” atau berjalan pelan ke jalur tunggu, bukan memasuki landasan pacu.
Saat itu, pesawat Japan Coast Guard juga belum mendapat izin untuk lepas landas.
Di sisi lain, transkrip tersebut menunjukkan bahwa menara pengontrol memberikan izin kepada JAL516 untuk mendarat.
Awak pesawat Japan Coast Guard menjawab instruksi untuk “taxiing” ke jalur tunggu. Namun, sekitar dua menit kemudian, kedua pesawat bertabrakan di landasan pacu.
Seluruh 379 penumpang dan kru JAL516 berhasil dievakuasi dengan selamat, meskipun sekitar 14 penumpang mengalami luka memar. Sayangnya, lima dari enam kru pesawat Japan Coast Guard meninggal dunia akibat kecelakaan ini.
Penyelidikan awal juga mengungkap bahwa lampu peringatan pada landasan pacu atau runway stop bar tidak berfungsi saat insiden terjadi. Lampu ini berfungsi untuk memberi tahu pesawat yang ada di holding point apakah sudah bisa memasuki landasan pacu atau tidak.
Langkah selanjutnya dalam penyelidikan adalah mendengarkan rekaman audio percakapan antara pilot penjaga pantai dan menara kendali penerbangan.
Menteri Transportasi Saito menyatakan bahwa Kementerian Perhubungan telah mengambil langkah-langkah pencegahan agar kecelakaan serupa tidak terjadi lagi, dan penyelidikan masih berlanjut.
Dewan Keselamatan Transportasi Jepang (JTSB) juga telah mengambil rekaman penerbangan dan sedang meneliti rekaman penerbangan JAL516.