KUTIPAN – Pelayanan operasional penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M di Makkah, Arab Saudi, resmi berakhir pada Sabtu, 13 Juli 2024. Sebanyak 15 kloter jemaah haji terakhir telah diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah.
Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah Nurul Jamal mengatakan selanjutnya pelayanan penyelenggaraan haji difokuskan di Madinah. Untuk itu, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah resmi menutup operasionalnya pada Sabtu pukul 16.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Melalui keterangan resminya Kamis (18/7/2024), Jamal mengatakan selama 55 hari beroperasi sejak 20 Mei-13 Juli 2024, KKHI Makkah telah melayani 2.771 jemaah haji dengan berbagai kondisi kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.
“Sebanyak 1.308 jemaah diantaranya dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi (RSAS) untuk penanganan lebih lanjut. Hingga penutupan operasional KKHI Makkah, terdapat 56 pasien yang masih dirawat di RSAS,” kata Jamal.
Lanjutnya, satu orang pasien kembali ke KKHI pada Sabtu, 13 Juli 2024 pukul 19.00 WAS setelah menjalani perawatan di RSAS. Meskipun telah menutup layanan operasionalnya, KKHI masih menyiagakan ruang IGD sebagai tempat transit bagi pasien setelah menjalani perawatan di RSAS hingga 23 Juli 2024.
Selain itu, KKHI Makkah telah menyiapkan tim advance untuk menjalankan program visitasi bagi jemaah haji yang masih dirawat di RSAS hingga tanggal yang sama.
“Pemantauan dan visitasi jemaah yang masih dirawat di RSAS akan terus dilakukan, sampai semua petugas kembali ke tanah air,” kata Jamal.
Jamal menjelaskan, jika masih ada jemaah yang dirawat di RSAS sampai semua petugas kesehatan kembali ke tanah air, hal itu akan dilaporkan kepada Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah.
Selanjutnya, diserahterimakan kepada KJRI di Jeddah untuk melakukan pemantauan jemaah di RSAS. Ia menegaskan, semua jemaah haji yang masih dirawat di RSAS tetap menjadi tanggung jawab Pemerintah Indonesia hingga jemaah dapat kembali ke Indonesia.
Berdasarkan data KKHI Makkah, hipertensi masih menjadi urutan tertinggi jemaah yang berobat jalan, diikuti diabetes mellitus dan pneumonia. Sedangkan untuk rawat inap, pneumonia menjadi urutan tertinggi, diikuti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan penyakit jantung.
KKHI Makkah juga telah melakukan tanazul dan evakuasi sebanyak 164 jemaah. Rinciannya, sebanyak 12 jemaah evakuasi ke Bandara Jeddah, 4 jemaah evakuasi ke Bandara Madinah, dan 77 jemaah evakuasi ke KKHI Madinah.
Sebanyak tiga jemaah di-tanazul akhir dan sebanyak 68 jemaah di-tanazul awal. Selain KKHI Mekkah, operasional pelayanan kesehatan di 11 sektor oleh Tim Emergency Medical Sector (TEMS) dan pelayanan kesehatan di kelompok terbang (kloter) oleh Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) juga telah berakhir.
Pelayanan kesehatan di sektor telah melakukan deteksi dini kepada 30.751 jemaah, emergency response terhadap 1.013 jemaah, melakukan rujukan ke KKHI Makkah sebanyak 178 pasien, merujuk langsung ke RSAS sebanyak 109 pasien, dengan kasus yang mendominasi adalah hipertensi dan pneumonia.
Untuk pelayanan kesehatan di kloter dilakukan oleh 1.643 orang TKHI, terdiri dari 550 dokter dan 1.093 perawat. Mereka tergabung dalam 550 kloter sesuai SK No
.01.07/MENKES/561/2024.
Secara keseluruhan, tenaga kesehatan di kloter telah melakukan pelayanan kesehatan rawat jalan kepada 132.946 jemaah, serta telah merujuk sebanyak 35 jemaah kepada klinik sektor, 461 jemaah ke KKHI Makkah, dan 398 jemaah ke RSAS.
Berdasarkan data dari pelayanan kesehatan di kloter, penyakit terbanyak yang diderita jemaah adalah influenza atau ISPA, khususnya setelah puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.