KUTIPAN – Walikota Batam yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, terus berkomitmen untuk mengembangkan Pelabuhan Batu Ampar sebagai hub logistik internasional. Setelah berhasil mendatangkan Ship to Shore (STS) Crane pada tahun lalu, tahun ini ditandai dengan pelayaran Direct Call perdana, rute Batam-China resmi dibuka.
Direct Call: Pelayaran Langsung ke China Direct call merupakan pelayaran langsung peti kemas dari pelabuhan dalam negeri ke pelabuhan tujuan yang ada di luar negeri tanpa singgah di pelabuhan manapun yang ada di dalam negeri. Dengan demikian, ekspor dan impor yang sebelumnya melalui Singapura, saat ini sudah bisa langsung menuju China.
Pelayaran langsung ini dioperasikan oleh Shandong International Transportation Corporation (SITC) China. Pada pelayaran rute perdana dari China menuju Batam, SITC China mengoperasikan kapal MV SITC Hakata. Kapal dengan bobot 23.000 GT itu bersandar di Pelabuhan Batu Ampar, Minggu (31/3/2024).
Baca Juga : Peresmian Command Centre Adhyaksa Kemaritiman dan Kepelabuhanan: Langkah Maju Kota Tanjungpinang
Apresiasi dari Muhammad Rudi Dalam kesempatan tersebut, Muhammad Rudi mengapresiasi pembukaan Direct Call Batam-China ini. Ia mengatakan, pembukaan pelayaran langsung ini merupakan perintah dari Presiden Jokowi kepada dirinya. Sehingga momen pembukaan pelayaran langsung ini menjadi momentum dalam mengembangkan rute lainnya.
“Bukan berapa jumlah kapal ke China hari ini, tapi tugas kita bagaimana kita mempersiapkan barang untuk diberangkatkan ke sana dan daerah lainnya. Kalau barang semakin banyak, maka semakin banyak linenya ke daerah lain,” ujarnya.
Muhammad Rudi melanjutkan, kedepannya diharapkan seluruh perusahaan di Kota Batam bisa memanfaatkan pelayaran langsung ke China ini. Tidak hanya ke China, namun juga ke beberapa negara lainnya. Sehingga biaya logistik dari Batam ke sejumlah negara bisa lebih murah seperti ekspor ke China saat ini.
Fasilitas dan Pelayanan yang Memadai Tidak hanya kemudahan dalam pengiriman barang, Muhammad Rudi juga berpesan kepada PT Persero untuk mempermudah segala pelayanan di pelabuhan.
“Kalau barang sudah ada, pelayarannya juga sudah ada, ditambah dengan pelayanan yang tidak berbelit, maka orang akan melihat Batam sebagai tempat pengiriman barang. Maka target 2 juta TEuS per tahun, ini akan bisa dicapai,” imbuhnya.
Masa Depan Pelabuhan Batu Ampar Sementara itu, Direktur Utama PT. Persero Batam, Arham S. Torik, mengatakan bahwa pelayaran langsung ke China ini akan rutin satu kali dalam seminggu. Untuk tahap awal ini, kapal MV SITC Hakata membawa 168 kontainer dari China ke Batam. Sementara dari Batam, akan ada 100 kontainer milik Eco Green yang akan dibawa ke China.
“Kedepannya, kita harapkan ini akan menjadi lebih besar lagi karena kapasitas kapal ini 1000 TEuS, yang bisa muat 1.000 kontainer 20 feet,” ujarnya.
Baca Juga : Ombudsman Temukan Sejumlah Kekurangan dalam Penerapan E-Ticketing di Pelabuhan Telaga Punggur
Ia menambahkan, sejauh ini pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah perusahaan. Kedepannya, ia mentargetkan akan ada 4 hingga 5 perusahaan lagi yang akan ekspor ke China melalui pelayaran langsung ini.
“Kita harapkan tiap minggunya akan meningkat sampai penuh kapasitas dan akan menambah muatannya juga. Dengan adanya Direct Call ini, terjadi penurunan biaya logistik sebesar 600 USD per teus karena hilangnya biaya transhipment di Singapura,” tambahnya.
Pelabuhan Batu Ampar di Batam semakin menunjukkan potensinya sebagai pintu gerbang logistik internasional yang strategis dan berdaya saing.