
KUTIPAN – Kalau bicara tentang perayaan ulang tahun, setiap kota punya caranya sendiri buat menumpahkan kebahagiaan. Tapi Tanjungpinang, kota yang kini genap berusia 24 tahun, memilih caranya yang khas, lewat Pawai Budaya dan Mobil Hias yang penuh warna, tawa, dan dentuman musik tradisional. Sabtu pagi (11/10/2025), pelataran Tugu Sirih Tepi Laut berubah jadi panggung raksasa untuk ribuan orang.
Sekitar 5.400 peserta dari berbagai kalangan tumpah ruah—dari pelajar, sanggar seni, paguyuban masyarakat, hingga aparat TNI dan Polri—semuanya ikut meramaikan.
Tema yang diusung tahun ini cukup dalam, “Berbenah Bersama-sama, Mencapai Tujuan Mulia… Sejahtera.” Bukan sekadar slogan di spanduk, tapi semacam ajakan untuk bareng-bareng mempercantik kota yang terus tumbuh di antara riuhnya geliat pembangunan.
Di sepanjang rute, warga menyoraki rombongan yang tampil dengan busana adat warna-warni, mobil hias bertema pembangunan, sampai atraksi tari yang bikin suasana makin hidup.
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, terlihat berbaur di tengah suasana meriah itu. Ia menyebut kegiatan ini bukan cuma seremoni tahunan, tapi momentum untuk memperkuat sinergi antarwarga.
“Tidak hanya sebagai kegiatan rutin tahunan, tetapi juga upaya mendorong pergerakan ekonomi lokal melalui UMKM dan sektor pariwisata. Dengan semangat usia ke-24 ini, kita ingin Tanjungpinang terus berbenah menuju kota yang lebih baik dan maju,” ujarnya.
Ucapan itu seperti menggambarkan arah besar kota ini. Bahwa pesta budaya semacam ini bukan hanya soal kostum atau arak-arakan, tapi juga tentang denyut ekonomi lokal yang ikut bergerak. Di sisi lain, Pemerintah Kota juga menyiapkan hadiah total Rp32,5 juta bagi para peserta yang tampil maksimal—mulai dari juara satu sampai kategori harapan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Muhammad Nazri, menjelaskan penilaian dilakukan dengan cukup ketat.
“Penilaian dilakukan berdasarkan penampilan, atraksi, kerapian, dan kekompakan peserta. Hadiah diberikan untuk juara satu, dua, tiga, dan kategori harapan,” jelasnya.
Semua itu menandakan satu hal: Pemko Tanjungpinang serius menjadikan budaya sebagai bagian penting pembangunan. Bukan cuma untuk melestarikan tradisi, tapi juga untuk menumbuhkan kebanggaan dan daya tarik ekonomi kreatif.
Pawai Budaya tahun ini menegaskan bahwa Tanjungpinang bukan hanya kota administratif, tapi juga rumah besar bagi keberagaman dan kreativitas. Di balik barisan mobil hias dan parade kostum, ada semangat bersama untuk membangun kota yang berbudaya dan sejahtera.
Dan mungkin, di situlah makna “berbenah bersama” paling terasa—bukan hanya di spanduk perayaan, tapi di hati warganya yang terus bergerak menuju masa depan yang lebih cerah.


				
				
				
				
				
				
				

		
		
		
		
		
		
		
		
