
KUTIPAN – Kalau biasanya ngopi bareng itu isinya bahas mantan atau gosip tetangga, lain cerita kalau yang ngadain adalah Bupati Lingga, Muhammad Nizar. Pada Ahad pagi (20/4/2025), pantai Café Tige Berlian di Kecamatan Singkep jadi tempat nongkrong paling diplomatis di Dabo Singkep. Bukan sekadar nyruput kopi, tapi juga jadi ajang curhat massal penuh strategi pembangunan.
Bupati Nizar menggelar coffee morning bareng instansi vertikal, organisasi masyarakat (ormas), dan para tokoh masyarakat. Suasananya cair, tapi isinya padat: soal sinergi membangun daerah dan mengawal investasi yang udah siap masuk.
“Tentu pemerintah daerah hari ini mengucapkan terima kasih, karena telah bersama sekadar curhat bercerite untuk bagaimana bersinergi membangun daerah ini,” ujar Bupati Nizar, yang tampaknya mulai percaya kekuatan ngobrol santai.
Dalam bincang santai yang penuh makna itu, Nizar menekankan pentingnya menciptakan suasana kondusif untuk menyambut para investor. Ia menyebut bahwa Lingga termasuk daerah yang sudah selangkah lebih maju—investasi udah di depan mata, bukan cuma wacana.
“Yang kabupaten kota atau daerah lain masih menunggu atau masih dalam proses untuk mencari. Sementara Lingga, yang hari ini sudah ada dan sudah mau mulai masuk,” jelasnya.
Makanya, ia berharap semua pihak bisa menciptakan suasana yang nyaman dan adem agar para investor merasa betah dan nggak kabur ke daerah lain. Bupati Nizar nggak mau ada keributan yang bisa bikin peluang besar ini jadi bubar jalan, misinya jelas untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan.
“Kami menyampaikan hari ini bahwasanya pemerintah daerah bersama dengan FKPD dan instansi vertikal dan seluruh masyarakat, mendukung untuk hal-hal yang baik untuk membangun daerah termasuk juga investasi yang akan masuk di Kabupaten Lingga,” tutupnya.
Semoga para investor itu betah ya, Pak. Jangan sampai mereka datang cuma nyicip kopi, terus langsung cabut karena suasananya nggak kondusif. Ngopi udah enak, niat baik udah ada—tinggal jaga suasananya biar tetap sejuk.
Laporan: Dito Editor: Fikri