
KUTIPAN – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV (UPT Kementerian Kebudayaan) Provinsi Kepulauan Riau menggelar Workshop Loka Karya di Museum Natuna, Minggu (10/8/2025), sebagai upaya menyelamatkan kebudayaan lokal yang nyaris hilang tergerus zaman.
Kegiatan yang berlangsung hingga 13 Agustus ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma.
Dalam sambutannya, Hendra menegaskan bahwa negara hadir untuk melestarikan budaya di tengah gempuran teknologi.
“Masuknya teknologi membawa dampak positif dan negatif. Dulu Natuna begitu kental dengan budaya, namun kini perlahan memudar. Kalau sekarang, bangun pagi yang dicari adalah handphone, bukan yang lain,” ujarnya.
Hendra menilai teknologi memberi pengaruh 50 persen positif dan 50 persen negatif, tergantung bagaimana disikapi. Karena itu, ia berpesan agar para peserta, yang didominasi generasi muda, serius mengikuti kegiatan ini.
“Adik-adik akan diperkenalkan dengan tiga kesenian oleh maestro-maestronya. Harapan kami, kalian menjadi penerus dan pelaku kesenian ini. Jangan sampai hilang Melayu di tanah kita,” tegasnya.
Sementara itu, Staf Perencanaan BPK Wilayah IV Provinsi Kepri, Ardiyansyah, menyebutkan workshop ini mengangkat tiga kesenian lokal yang hampir punah, yakni Lang-lang Buana, Tari Tupeng, dan Mendu. Seluruh peserta merupakan anak-anak muda yang diharapkan dapat menghidupkan kembali seni tradisi tersebut.
“Kami sebagai unit pelaksana teknis dari Kementerian Kebudayaan ingin budaya-budaya ini lestari dan berkelanjutan, tidak berhenti di sini dan berharap generasi muda Natuna bisa melanjutkan eksistensi kebudayaan yang kita miliki,” kata Ardiyansyah.
Ia menjelaskan, Natuna dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki kekayaan budaya yang unik. Lang-lang Buana hanya ada di Natuna, sedangkan Mendu, meski dikenal di beberapa daerah, memiliki akar sejarah di Sedanau. Tari Tupeng yang diangkat dalam workshop ini akan lebih menonjolkan unsur teaternya.
Workshop Loka Karya ini berlangsung selama tiga hari dengan agenda praktik belajar langsung bersama maestro kesenian. Hasilnya akan dipentaskan pada puncak acara Kenduri Pulau Tiga pada 13 Agustus 2025 mendatang.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah dan pelaku seni, diharapkan langkah ini menjadi titik balik kebangkitan budaya Natuna, agar tidak sekadar menjadi cerita masa lalu, tetapi terus hidup di hati generasi penerus.