
KUTIPAN – Ada yang menarik dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Bukan hanya soal adaptasi dengan masyarakat lokal, tapi juga soal minat mereka terhadap sejarah dan arsip yang kian hari kian jarang dilirik anak muda zaman sekarang.
Kamis, 3 Juli 2025, para mahasiswa ini menyambangi Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Tanjungpinang. Kunjungan ini merupakan bagian dari eksplorasi budaya dan sejarah yang menjadi agenda KKN mereka. Sebelumnya, destinasi yang mereka datangi juga tidak main-main: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, dan Pulau Penyengat sudah mereka jajaki lebih dulu. Rencananya, mereka juga akan melanjutkan penelusuran ke Balai Pelestarian Tanjungpinang dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepulauan Riau.
Di DPK Kota Tanjungpinang, mereka tidak sekadar berkunjung. Koleksi arsip sejarah yang tersimpan rapi dan tertata membuat mereka terpikat. Tidak hanya soal fisik arsipnya, tapi juga kontennya. Terutama karena banyak di antaranya menggunakan aksara Arab Melayu—sebuah aksara yang pernah hidup dan berjaya di kawasan Melayu, tapi kini hanya disentuh oleh segelintir akademisi dan pencinta sejarah.
“Kami tertarik mempelajari arsip sejarah Tanjungpinang tempo dulu. Apalagi arsip-arsip ini menggunakan Arab Melayu yang cukup unik,” ujar Intan, Oya, Gio, dan Lintang dari UGM Yogyakarta.
Para mahasiswa ini didampingi langsung oleh para arsiparis dari Bidang Kearsipan DPK. Mereka adalah Arsiparis Ahli Madya Yuni Arita, serta Arsiparis Ahli Muda Marlinda dan Susi Ridayani. Kehadiran mereka membuat diskusi jadi lebih berbobot dan informatif.
Tak berhenti pada kunjungan dan studi arsip, mahasiswa UGM juga berencana melangkah lebih jauh: menggelar pameran sejarah. Rencananya, pameran tersebut akan digelar pada akhir Juli 2025 sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap pelestarian sejarah lokal.
“Kami sedang merancang dan mendiskusikan tema serta lokasi pameran,” ungkap Intan.
Sebanyak 29 mahasiswa UGM diturunkan dalam program KKN di Tanjungpinang kali ini. Mereka terbagi ke dalam dua lokasi, yaitu Kelurahan Kampung Bugis dan Senggarang yang sama-sama berada di Kecamatan Tanjungpinang Kota. Kegiatan mereka juga beragam, dari pengabdian masyarakat hingga pelestarian budaya lokal.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tanjungpinang, Meitya Yulianti, melalui Kepala Bidang Kearsipan Maswito, menyatakan apresiasi dan dukungannya terhadap semangat para mahasiswa.
“Mudah-mudahan kegiatan ini dapat berjalan sesuai dengan agenda,” ujarnya singkat tapi penuh makna.
Pameran sejarah yang akan digelar mahasiswa UGM tak hanya menjadi ajang unjuk gigi, tetapi juga momentum penting dalam menyemai kembali kesadaran sejarah di tengah masyarakat. Terlebih dengan pendekatan kekinian yang bisa menjangkau anak muda, pameran ini bisa jadi titik awal kebangkitan literasi sejarah lokal yang selama ini terasa sunyi.***
Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
https://www.facebook.com/linggapikiranrakyat/
https://www.facebook.com/kutipan.dotco/