
KUTIPAN – Satu dari sekian banyak nama WNI yang masuk dalam daftar evakuasi dari wilayah konflik Timur Tengah akhirnya kembali menginjakkan kaki di tanah air. Adalah Muhammad Taqi Askari, mahasiswa asal Tanjungpinang, Kepulauan Riau, yang baru saja melewati hari-hari mencekam di Iran akibat konflik yang makin panas antara Iran dan Israel.
Kamis malam, 26 Juni 2025, bukan malam biasa di Terminal 3 Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta. Bukan pula malam biasa bagi seorang pemuda yang baru saja menyelamatkan diri dari kemungkinan terburuk akibat konflik negara tempat ia menimba ilmu. Di balik arus penumpang internasional yang tiada henti, satu wajah Indonesia menjemput haru: Muhammad Taqi Askari telah tiba.
“Sesuai arahan Gubernur Ansar Ahmad, kami melakukan penjemputan, pendampingan, dan fasilitasi atas WNI tersebut selama di Jakarta, hingga dipastikan sehat dan selamat untuk selanjutnya dipulangkan ke Tanjungpinang,” terang Kepala Badan Penghubung Kepri di Jakarta, Endrie Satrio.
Langkah cepat yang diambil Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Badan Penghubung di Jakarta ini menunjukkan betapa seriusnya tanggung jawab daerah terhadap warganya. Tidak sekadar menunggu laporan, tapi juga menjemput langsung dan memastikan satu warga Kepri bisa menghirup udara tanah kelahiran lagi.
Muhammad Taqi tidak sendiri dalam penerbangan yang ia tumpangi. Ia adalah bagian dari rombongan yang dievakuasi oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Tepatnya dengan penerbangan QR956 dari Doha, Qatar, pada Kamis petang, 26 Juni 2025.
Sebagaimana disampaikan Kemenlu RI, Muhammad Taqi dievakuasi bersama 98 WNI/PMI dari Iran dan 16 lainnya dari Yaman. Sementara itu, proses pemulangan para WNI ini bukan perkara sehari-dua hari. Pemerintah Indonesia melalui Kemenlu RI telah memulai proses evakuasi sejak 24 Juni 2025, dan sudah melakukan lebih dari 10 penerbangan demi menyelamatkan warga dari zona konflik.
Langkah sigap itu tentu tidak hanya berhenti di bandara. Turut menyertai dalam penjemputan adalah Kasubdit di Luar Kawasan Asia dan Timur Tengah Kemenlu RI, Tony Wibawa, serta jajaran Sub-Koordinator Hubungan Antarlembaga dan Sub-Koordinator Pelayanan dan Protokol dari Banhub Kepri.
Terlihat jelas bahwa ini bukan kerja satu-dua orang. Ini kerja kolektif negara yang paham betul: di luar negeri, nyawa satu WNI pun berharga.
Perang bisa jadi bukan pilihan, tapi menyelamatkan mereka yang terdampak adalah kewajiban. Dan Muhammad Taqi, hari ini, bisa menyebut dirinya beruntung. Bisa pulang. Bisa bertemu keluarga. Bisa melanjutkan hidup—sembari tentu menyusun ulang rencana pendidikan yang sempat dibekukan oleh gejolak dunia.
Dalam kondisi seperti ini, kita tak butuh banyak kata selain: selamat datang kembali, Muhammad Taqi Askari. Semoga tanah kelahiranmu bisa memberimu ruang untuk tumbuh lebih kuat setelah badai ini.***
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
https://www.facebook.com/linggapikiranrakyat/
https://www.facebook.com/kutipan.dotco/