
KUTIPAN – Siapa bilang di penjara cuma ada kesunyian dan penyesalan? Di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Dabo Singkep, Kamis (22/05/2025), suasana justru semarak. Bukan karena napi kabur atau kisruh antar-blok, tapi karena panen lele. Ya, lele! Puluhan kilogram ikan hasil budidaya warga binaan dipanen dengan penuh rasa bangga dan haru.
Bukan sembarang panen, kegiatan ini jadi bukti nyata bagaimana Lapas bisa lebih dari sekadar tempat menjalani hukuman. Di balik pagar kawat dan jeruji besi, warga binaan sibuk memelihara kolam, memilih benih berkualitas, dan mengasah teknik budidaya. Semua demi satu tujuan: menjadi manusia yang lebih siap saat kembali ke masyarakat.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan bahwa warga binaan memiliki keterampilan yang berguna ketika mereka kembali ke masyarakat. Ini adalah bentuk kontribusi nyata kami dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Kalapas Dabo Singkep, Jaka Putra, dengan penuh keyakinan.
Program ini bukan iseng atau proyek jangka pendek. Budidaya lele yang dilakukan di Lapas Dabo Singkep adalah bagian dari 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Tujuannya bukan hanya mencetak “napi berprestasi,” tapi juga menanamkan nilai kemandirian, disiplin, dan kerja sama.
Warga binaan dilatih secara intensif. Mulai dari mempersiapkan kolam, menjaga kualitas air, memberi pakan yang tepat, sampai ke strategi panen yang efisien. Mereka tidak cuma diajar teori, tapi langsung praktik di lapangan. Jadi, begitu bebas nanti, mereka tidak berangkat dari nol.
Program ini bukan sekadar proyek iseng di dalam lapas. Ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan ketahanan pangan sebagai pilar penting dalam menjaga kedaulatan nasional. Bagi Lapas Dabo Singkep, memelihara lele bukan hanya soal panen dan hasil jual. Tapi juga soal membangun ketangguhan dan masa depan yang lebih baik bagi warga binaan.
“Ini bukan sekadar aktivitas pembinaan, tetapi juga bagian dari upaya mendukung agenda strategis nasional,” kata Kalapas Jaka Putra.
Hasil panen kali ini jadi bukti nyata bahwa warga binaan bisa diberdayakan dengan cara yang manusiawi dan produktif. Mereka bukan hanya menjadi penerima hukuman, tapi juga pelaku perubahan. Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa pemasyarakatan bukan hanya tentang menghukum, tapi juga mendidik dan menyiapkan masa depan.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
Pikiran Rakyat Lingga
Kutipan.co
Laporan: Dito Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.