
KUTIPAN – Di tengah rutinitas tembok tinggi dan pintu besi yang mengunci rapat, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Dabo Singkep tampaknya tidak mau diam dalam urusan masa depan warganya. Alih-alih hanya fokus pada aturan dan keamanan, mereka kini sibuk membekali warga binaan dengan keterampilan hidup yang bisa jadi modal saat bebas nanti.
Langkah itu diwujudkan lewat penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan pelatihan kemandirian bareng PKBM Tunas Cemerlang Dabo Singkep, Senin (03/11/2025). Suasananya bukan seperti upacara formal nan kaku, tapi lebih seperti sinyal nyata bahwa hidup kedua selalu mungkin, asal ada niat dan kesempatan.
Program ini dirancang untuk memperkuat kerja sama antara kedua lembaga, terutama dalam urusan pelatihan keterampilan bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP). Kepala Lapas Dabo Singkep, Yusrifa Arif S.H menjelaskan bahwa kerja sama ini adalah bagian dari strategi pembinaan agar para warga binaan tak pulang ke masyarakat dengan tangan kosong.
“Kami berharap melalui kerja sama ini, warga binaan dapat memperoleh keterampilan yang produktif sehingga mampu mandiri dan berkontribusi positif ketika bebas nanti,” ujar Kalapas, Yusrifa Arif S.H.
Di sisi lain, Kepala PKBM Tunas Cemerlang, Joni Suryadi, tampak antusias. Baginya, pelatihan seperti ini bukan sekadar formalitas kerja sama antar-instansi, tapi bentuk nyata dari pendidikan kedua bagi mereka yang sempat terhenti di tengah jalan.
“Kami siap mendampingi peserta dengan materi yang aplikatif, mulai dari pelatihan keterampilan dasar hingga kewirausahaan,” katanya.
Pelatihan perdana pun langsung tancap gas. Bidangnya tak main-main, pengelasan, perbaikan AC, dan mekanik sepeda motor semuanya dipandu oleh instruktur berpengalaman dari PKBM Tunas Cemerlang. Bukan cuma latihan teori, tapi praktik langsung supaya para peserta benar-benar bisa ‘megang kunci pas’ dengan percaya diri.
Di sinilah menariknya, Lapas bukan cuma tempat menebus kesalahan, tapi juga tempat mengasah masa depan. Pelatihan semacam ini seolah berkata, “Hei, yang lalu biarlah berlalu, yang penting siap melangkah lagi.”
Jika berkelanjutan, kerja sama ini bukan cuma melahirkan warga binaan yang terampil, tapi juga manusia-manusia baru yang lebih siap bersaing di dunia kerja, bukan kembali ke dunia kelam. Sebuah bentuk pembinaan yang tak hanya mendidik, tapi juga memanusiakan.(Dito)





