Berbagai langkah dan kebijakan yang diimplementasikan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang, seperti Gerakan Pangan Murah, Operasi Pasar, dan subsidi distribusi barang komoditas utama, terbukti efektif dalam mengendalikan tingkat inflasi di kota ini.
Hal ini diungkapkan dalam rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang pada Kamis (11/1/2024) di Ruang Rapat Engku Putri Raja Hamidah, Kantor Wali Kota Tanjungpinang.
Rapat yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, dihadiri oleh beberapa stakeholder terkait, antara lain Bank Indonesia, Perwakilan Kepri BPS Kota Tanjungpinang, Bulog, BMKG, KSOP, Bea Cukai, dan perwakilan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang.
Berdasarkan data BPS yang disampaikan oleh Kepala BPS Kota Tanjungpinang, Mangamputua Gultom, terungkap bahwa angka inflasi di Kota Tanjungpinang secara year on year berada di 2,14 persen.
Angka ini berada di bawah angka inflasi nasional dan menempatkan Tanjungpinang sebagai kota dengan urutan ke-15 terendah secara nasional dari 90 Kota IHK yang mengalami inflasi.
Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat, S.Hut, menyambut baik hasil tersebut dan menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik dengan berbagai stakeholder.
“Saya apresiasi kerjasama ini sehingga inflasi di Tanjungpinang dapat terkendali dengan baik, dan harapan saya kedepannya melalui TPID ini kita tetap menaruh atensi agar inflasi dapat terkendalikan dengan baik,” ujarnya.
Zulhidayat menjelaskan bahwa Pemko Tanjungpinang telah menjalankan program dan kebijakan untuk menekan gejolak kenaikan harga bahan pokok, terutama yang menjadi penyumbang inflasi. Beberapa program tersebut meliputi Gerakan Pangan Murah, Operasi Pasar, dan subsidi distribusi barang.
Selain itu, ia mengingatkan agar tetap menjalankan strategi 4 K dalam pengendalian inflasi, yaitu kesediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi efektif.
“Dalam rapat ini saya juga meminta kesiapan kepada semua unsur untuk dapat menetapkan langkah antisipatif untuk mengendalikan gejolak kenaikan harga terutama jelang Imlek, Bulan Suci Ramadhan hingga ke momen lebaran. Hal ini penting sehingga kita dapat mengetahui apa-apa saja komoditas yang selama ini mengalami kenaikan harga agar stok barang dapat kita siapkan,” tutup Zulhidayat.