
KUTIPAN – Boleh dibilang, Koperasi Merah Putih ini belum resmi lahir, tapi Kota Tanjungpinang sudah pasang lilin ultah duluan. Kenapa? Karena 18 kelurahan di kota ini udah sat set sat set menyelesaikan musyawarah khusus buat pembentukan koperasi, bahkan sebelum tanggal rilis nasionalnya!
“Kelurahan di Kota Tanjungpinang yang berjumlah 18 kelurahan telah menuntaskan musyawarah kelurahan khusus pembentukan koperasi ini. Pelaksanaannya pada tanggal 22-27 Mei 2025 dan untuk Kota Tanjungpinang menjadi daerah tercepat se-Provinsi Kepulauan Riau”, jelas Efendi, Kepala Disnakerkopum Kota Tanjungpinang.
Cepat bukan karena kejar setoran, tapi karena paham betul arti penting koperasi ini. Program ini bukan sekadar formalitas, melainkan amanat dari langit tinggi… alias Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025.
“Program ini sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memperkuat ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah Efendi.
Ia menyebut program ini melibatkan 19 Kementerian/Lembaga di tingkat nasional, dan khusus di Tanjungpinang, beberapa OPD sudah dikumpulkan dalam Satgas khusus, lengkap dengan Wali Kota sebagai pembina. Komplit, bro.
Lebih dari sekadar nama keren “Merah Putih”, koperasi ini dirancang untuk menghidupkan semangat gotong royong, kekeluargaan, dan partisipasi aktif. Bukan koperasi yang cuma ada papan nama, tapi sepi aktivitas.
Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Syarifah Zairina, juga ikut menyemangati. Ia mengatakan pemberkasan akta notaris hampir kelar semua. Bahkan dua kelurahan, Penyengat dan Kampung Baru, udah duluan punya akta notaris. Mantap betul.
“Bahkan ada 2 kelurahan yang sudah terbit akta notarisnya, yaitu kelurahan Penyengat dan kelurahan Kampung Baru”, tuturnya.
Setelah pengesahan resmi nanti, koperasi akan langsung tancap gas: buka kantor, susun struktur organisasi, dan tentu, mulai merancang usaha yang sesuai dengan potensi warga sekitar.
“Koperasi akan mulai menyusun akses ke program kredit pemerintah dan merancang usaha yang benar-benar sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat setempat,” jelas Syarifah.
Yang menarik, gerakan ini bukan jalan sendiri. Disnakerkopum Kota Tanjungpinang gandengan tangan dengan Disnaker dan Transmigrasi Provinsi Kepri untuk memastikan tiap kelurahan nggak jalan di tempat. Pendampingan jadi kunci.
Dengan semua ini, Tanjungpinang nggak cuma jadi kota pertama yang kelar lebih cepat, tapi juga simbol semangat ekonomi kolektif yang harusnya jadi tren nasional. Koperasi bukan hanya soal usaha, tapi soal cara pandang: bahwa kita bisa lebih kuat kalau bareng-bareng.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
https://www.facebook.com/linggapikiranrakyat/
https://www.facebook.com/kutipan.dotco/
Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.