Usulan kenaikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang disampaikan Kementerian Agama (Kemenag) dalam rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tempo hari mendapat banyak respon dari berbagai kalanga, adapun besar usulan yakni menjadi sekitar Rp69 jutaan.
Salah satu yang turut merespon usulan itu Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negara (STAIN) Kepulauan Riau, Muhammad Faisal, dirinya menduga bahwa pertimbangan kenaikan itu tidak menutup kemungkinan berkaitan dengan kondisi ekonomi global, seperti kenaikan bahan bakar, kenaikan persewaan selama di Saudi Arabia dan lain sebagainya.
“Setiap kebijakan pemerintah tentu tidak akan merugikan jemaah. Pemerintah pasti akan memberikan yang terbaik bagi tamu Allah,” kata Faisal, Kamis (26/01/2023).
Baca Juga : STAIN Kepri Wisuda 96 Mahasiswa
Menurut Faisal, usulan pemerintah itu pasti dengan penuh pertimbangan mengingat proses pelayanan haji memang cukup panjang, mulai dari pembekalan atau manasik, pemberangkatan, ketika di Arab Saudi hingga kepulangan ke Tanah Air. Semua proses itu membutuhkan pelayanan yang baik agar tamu Allah dapat melaksanakan ibadah dengan nyaman.
“Usulan ini yang kurang popular, tetapi saya yakni itu telah mendapatkan kajian khusus dengan pertimbangan yang matang. Hal itu sangat berkaitan dengan kualitas pelayanan haji. Terbukti 2022 lalu hasil survei kepuasan jamaah haji mendapat angka 90,5 bermakna sangat memuaskan,” kata pria yang akrab disapa Faisal, Kamis (26/1/2023).
Apalagi, ungkap Faisal tahun 2023, Indonesia mendapatkan kuota sebanyak 221 ribu orang. Sedangkan masa perjalanannya mencapai 40 harian.
“Kuota haji tahun ini bertambah menjadi 221 ribu. Jumlah ini cukup banyak, apalagi masa pelayanannya juga cukup lama, sampai 40 harian. Dengan BPIH yang diusulkan, kemungkinan masih rasional. Sebab angka itupun masih mendapatkan subsidi dari pemerintah sekitar 30 persennya dari biaya yang semestinya,” kata Faisal.(Man/Pan)
Baca Juga : 85 Wisudawan STAIN Kepri Lulus Dengan Predikat Cumlaude